politisasi dan kemiskinan
Angka kemiskinan tinggi ketika awal berkuasa, angka kemiskinan semakin berkurang ketika akhir kekuasaan, nggak pernah ku ketahui ada kekuasaan yang mampu menghapuskan angka kemiskinan, apakah benar struktur anggaran negara (APBN / APBD) kita tidak cukup ataukah memang kemiskinan memang diciptakan (diproduksi oleh kekuasaan), karena kekuasaan kita masih memerlukan orang-orang miskin untuk melegitimasi program dan proyek mereka, kemiskinan merupakan isu kampanye politik yang paling bisa memprovokasi emosi massa sehingga melumpuhkan kesadaran akalnya untuk satu hasil akhir yaitu status quo.
isu kemiskinan selalu di produksi dan reproduksi bukan oleh kekuasan lokal sampai nasional bahkan lembaga keuangan internasional (IMF) dan Bank Dunia selalu memproduksi isu ancaman kemiskinan negara dunia ketiga untuk menggelontorkan bisnis utang mereka yang pada dasarnya kemiskinan adalah alat untuk masuk pada penguasaan ekonomi, faktanya kita masuk dalam jebakan utang, struktur utang bukan lagi penyelamat pembiayaan negara seperti yang di elukan ketika tahun 70 - 80 an, saat ini utang sudah menjadi beban yang menghatam keberdayaan. parahnya kita harus melaksanakan program utang bank Dunia yang diterjemahkan dalam program PNM Mandiri tengah kemampuan melaksanakan program serupa tanpa harus menerima utang (baca, menyoal program penanggulangan kemiskinan bank dunia).
kemiskinan juga di produksi oleh pemilik modal untuk melancarkan investasinya, kenyataanya tidak pernah berbanding lurus yang ada berbanding terbalik investasi tinggi kemiskinan tinggi, kenapa karena kemiskinan diproduksi untuk memperkaya segelintir orang.
lain kekuasaan, World bank, Imf dan pemodal isu kemiskinan juga di produksi secara berbeda oleh kelompok gerakan LSM, SOSIAL kemasyarakatan untuk menumbangkan kekuasaan yang menybabkan lahirnya kemiskinan yang pada dasarnya merupakan media untuk dapat berkuasa dan mungkin dengan watak yang lebih besar, atau kemiskinan juga di produksi untuk bisa mendapatkan donor secara berkelanjutan (sustainability).
kemiskinan apakah pilihan, takdir atau sebuah ide yang terus di reproduksi untuk melanggengkan kekuasaan seperti yang tertera diatas, pada dasarnya kemiskinan dimasyarakat itu tidak ada tetapi diciptakan untuk sebuah status qou. semogaAllah meluruskan niatkita dan mensucikan langkah kita dari tindakan bodoh. Amin
isu kemiskinan selalu di produksi dan reproduksi bukan oleh kekuasan lokal sampai nasional bahkan lembaga keuangan internasional (IMF) dan Bank Dunia selalu memproduksi isu ancaman kemiskinan negara dunia ketiga untuk menggelontorkan bisnis utang mereka yang pada dasarnya kemiskinan adalah alat untuk masuk pada penguasaan ekonomi, faktanya kita masuk dalam jebakan utang, struktur utang bukan lagi penyelamat pembiayaan negara seperti yang di elukan ketika tahun 70 - 80 an, saat ini utang sudah menjadi beban yang menghatam keberdayaan. parahnya kita harus melaksanakan program utang bank Dunia yang diterjemahkan dalam program PNM Mandiri tengah kemampuan melaksanakan program serupa tanpa harus menerima utang (baca, menyoal program penanggulangan kemiskinan bank dunia).
kemiskinan juga di produksi oleh pemilik modal untuk melancarkan investasinya, kenyataanya tidak pernah berbanding lurus yang ada berbanding terbalik investasi tinggi kemiskinan tinggi, kenapa karena kemiskinan diproduksi untuk memperkaya segelintir orang.
lain kekuasaan, World bank, Imf dan pemodal isu kemiskinan juga di produksi secara berbeda oleh kelompok gerakan LSM, SOSIAL kemasyarakatan untuk menumbangkan kekuasaan yang menybabkan lahirnya kemiskinan yang pada dasarnya merupakan media untuk dapat berkuasa dan mungkin dengan watak yang lebih besar, atau kemiskinan juga di produksi untuk bisa mendapatkan donor secara berkelanjutan (sustainability).
kemiskinan apakah pilihan, takdir atau sebuah ide yang terus di reproduksi untuk melanggengkan kekuasaan seperti yang tertera diatas, pada dasarnya kemiskinan dimasyarakat itu tidak ada tetapi diciptakan untuk sebuah status qou. semogaAllah meluruskan niatkita dan mensucikan langkah kita dari tindakan bodoh. Amin
Komentar
Posting Komentar