Kaluna

"aku tadi beli air minum, aku sudah bisa pasang galon" ujarnya, sembari mengarahkan pandangan pada rak kusus galon air minum yang telah terisi, sembari tersenyum bangga. Semakin bertambahnya usia dia semakin mandiri, bukan hanya soal isi ulang air galon dan memasang pada rak kusus, jauh sebelumnya dia selalu menjadi partisipan utama dalam bersih-bersih rumah, mencuci piring, cuci-jemur-lipat pakaian, bahkan tidak jarang aku dapati pakaianku sudah tertata rapih dalam almari. 

Seperti terpanggil, dia melakukan itu sebagai bagian dari rutinitasnya, meskipun memiliki surplus kepedulian, kadang kudapati lelah dari sorot mata dan nada bicaranya. Dia bisa memilih untuk tidak peduli, akan tetapi kasih sayangnya menghalanginya melakukan itu. 

Tentang surplus kepedulian, bukan hanya saat di rumah, bahkan dari almarhum mamanya, aku kerap mendapati cerita, tentang bagaimana dia yang kerap menyumbangkan uang jajanya untuk temanya yang tidak memiliki atau kekurangan, atau sumbagan minimal sukarelanya yang kerap lebih besar dari pada teman-temanya, atau perhatianya untuk memberikan sesuatu kepada teman sekelasnya yang berulang tahun. Perasaan peduli, simpati dan empati, serta keinginan untuk berkontribusi untuk orang lain menggambarkan tentang halusnya perasaan, sekaligus kedewasaannya. Perasaan itu yang juga membuatnya cepat terpancing emosi, bikin emosi dan mudah redam.

Selain tentang dia sebagai pribadi yang peduli, perempuan berusia 12 tahun ini, adalah seorang periset (peneliti), untuk meyakinkan dia tentang satu hal diperlukan alasan kuat, terkadang dia melakukan penelusuruan informasi secara mandiri untuk memenuhi keingintahuan atas sesuatu, jangan heran ketika dia memiliki keyakinan atas sesuatu yang dia peroleh dari berbagai sumber, dia akan pegang teguh itu semua dan tentu sebaliknya. 

Begitulah Aliya Zakiyyah, sosok perempuan yang memiliki kepedulian tingkat tinggi sekaligus keras hati atas sesuatu yang dianggapnya sebagai prinsip, penyayang yang sekaligus pemberang, murah hati akan tetapi tidak boros. Selamat bertambah usia nak, selalu bersyukur atas apa yang kamu dapat, teruslah menjadi pembelajar yang membawa maslahat. Ketahuilah aku tidak kecewa dengan nilai yang kamu peroleh di MTS  tahun ini "aku tidak dapat rangking" ujarmu dengan nada memelas, ketika memberi kabar padaku, yang aku peduli adalah bagaimana kamu bisa terus bertumbuh dengan kemuliaan akhlak, sebagaimana pesan almarhum mamamu, "aku tidak bermimpi anak-anak sekolah ditempat terbaik, cukup bagiku mereka memiliki adab" ujarnya pada satu ketika. 


Komentar

Postingan Populer