Suara Rakyat Benarkah Suara Tuhan ???

Suara rakyat adalah suara tuhan itu kata beberapa dosen berorasi di depan mahasiswanya, itu kata aktivis yang sedang berada dilingkaran massa ketika berbondong menggugat kekuasaan, juga kata calon legislatif dan calon kepala daerah sampai dengan calon Presiden ketika berhadapan dengan massa dalam komunikasi politik mereka untuk menggiring opini massa.

Suara Tuhan, dalam terminlogi umat Islam sering disebut degan Kalammullah berupa pernyataan yang keluar langsung dari Allah melalui perantaraan malaikatnya ditujukan untuk khalifahnya yang oleh kahlifahNya di bumi suara ini disebarkan kepada manusia untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi oleh manusia.
Rata Penuh
ungkapan suara rakyat adalah suara tuhan, menjadi menarik di diskursifkan dalam sidang pembaca ketika ditarik keranah diskursus politik. sebelum kita masuk mengurai hal tersebut, mungkin kita bisa sedikit menengok kebelakang lahirnya ungkapan ini, ungkapan ini lahir di massa kekuasaan otokrasi perancis dimana pada saat itu peran raja dalam kekuasaan sangat absolut (monarki absolut) bahkan ada ungkapan bahwa raja adalah sistem itu sendiri dimana dengan kekuasaan yang tidak terbatas raja dapat berbuat apa saja sampai pada peminggiran hak-hak rakyatnya.

keadaan ini yang kemudian melahirkan reaksi di kelompok borjuis (para kapitalis) prancis untuk menggulingkan kekuasaan raja yang menafikan hak-hak rakyatnya pada saat itu dengan memprovokasi massa rakyat yang gusar dengan tiga nafas perjuangan kebebasan, persamaan dan persaudaraan, untuk mereduksi raja adalah titisan para tuhan dibangun antitesa bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan. sehingga tergulinglah kekuasaan otokrasi yang kemudian berubah menjadi demokrasi yang kita kenal pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat. Oleh soekarno (demokrasi poitik + demokrasi ekonomi = demokrasi sosial, 1956) revolusi perancis pada dasarnya merupakan upaya kaum kapitalis memanfaatkan massa untuk mengambil kekuasaan dari raja kepada borjuis, dimana kehendak rakyat sebagai kehendak tuhan adalah penggerak, demana kenyataan paska revolusi penghisapanpun tetap terjadi di negara demokrasi.

faktanya suara rakyat (Kalammullah) dalam lapangan politik selalu dinafikan, secara gambar saya ingin ungkapkan bahwa Tuhan di bohongi terus, kenapa Tuhan bisa di bohongi terus dalam lapangan politik karena Tuhan, terhadap perilaku politisi yang kerap membohongi diriNya tersebut tidak pernah membalas, Tuhan tidak punya kuasa dalam ranah politik.

Tuhan melalui suara rakyat dalam praktek berdemokrasi kita telah memilih satu calon maka calon tersebut adalah khalifahnya yang menarik khalifah yang dipilih olehNya melalui suara rakyat menjadikan dirinya objek, sehingga muncul pertanyaan berikut terhadap kasus ini benarkan suara rakyat adalah suara Tuhan, ketika kebenaran ditentukan suara terbanyak bagaimana jika rakyat yang suaranya dianggap sebagai suara Tuhan maaf-maaf adalah dukun cabul, bodoh dan tak berbudaya dan suara mereka menjadi mayoritas maka suara Tuhan yang lahir dari rakyat beginian pasti cabul dan tidak berbudaya.

benarkah analogy tersebut, atau ini adalah kasus falacy (sesat fikir) daloam bentuk sesat analogi dalam masyarakat kita. sungguh jika suara rakyat dipersamakan sebagai suara Tuhan maka setiap kesalahan yang dilakukan oleh khalifah Tuhan hasil dari pemberian suara rakyat memberi kesimpulan bahwa Tuhanlah Yang salah, sementara Tuhan sui dari kesalahan. bagaimana juga jika suara rakyat yang merupakan suara Tuhan menyuarakan untuk menafikan TUHAN akan kah tuhan mengeluarkan kehendak untuk memusnahkan diriNya karena suara rakyat tersebut. geli rasanya.

Tuhan, ingin kusampaikan kepadaMu bahwa sistem demokrasi telah mengkudeta posisimu sebagai Tuhan, dan sistem ini juga telah melahirkan tuhan-tuhan baru. terlalu dangkal akalku untuk menerima sapaanMu tapi mungkin kudapatkan sapaanMu melalui kekasihMu jadi kirimkan kekasihMu dengan segera untuk berada disekitarku biar kuterima sapaanMu melalui dia.

Komentar

Postingan Populer