Belajar Dari Yunda


Cerah merambati kota palu, kabar tentang kebijakan New Normal sudah menyebar dengan cepat, kata-kata itu menyulut harapan, memantik semangat untuk melanjutkan hidup setelah mengungkung diri mencegah penyebaran covid19.

 

Sejak bulan maret dia memutuskan melaksanakan seluruh pekerjaanya dari rumah (work form home, WFH), hari itu, di awal bulan juni Dia memutuskan mengakhiri WFH, dalam pandanganya keadaan memang belum benar-benar aman, tidak ada keadaan yang kembali seperti sedia kala dalam terjang pandemic Corona Virus Disease 2019 (covid19), kebudayaan manusia berubah, begitu juga dengan syarat untuk kembali melaksanakan pekerjaan sebagaimana semula, ada syarat New Normal yang harus dipenuhi.

Dari semua syarat untuk terbang dari kota Palu tempat dia melaksanakan WFH menuju Jakarta tempat dia berdinas, sebagaimana ditentukan dalam Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nomor 4 Tahun 2020, hanya surat keterangan sehat yang belum dimiliki Yunda Dewi, sapaan akrab kami kepada Ratna Dewi Pettalolo, anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia (BAWASLU). Keputusannya untuk kembali bekerja di Kantor yang terletak di bilangan Thamrin Jakarta Pusat telah bulat, selama WFH dia selalu berhati-hati, protokol kesehatan mencegah penuran covid19 dilaksanakan, karenanya dia yakin betul seluruh syarat untuk memperoleh izin terbang menuju Jakarta akan dipenuhi dengan baik.

 

Cahaya matahari menerobos rumahnya melalui jendela, sejak pagi Yunda sudah mempersiapkan diri, seluruh berkas syarat untuk terbang telah tertata rapih. Yunda bergegas menuju Rumah Sakit Undata untuk melakukan Polymerase Chain Reaction (PCR) Test guna melengkapi seluruh sayarat. Gurat senyum tidak pernah lepas dari wajahnya, matanya menyala-nyala dengan pendar energi yang membakar kepada siapa yang berada dihadapannya, begitulah dia. Dalam perjalanan menuju rumah sakit pembicaraan tentang pekerjaan dan tantangan pekerjaan pada masa pandemi covid 19 menjadi topik, sesekali Yunda masih mengamati perkembangan berbagai agenda giat seluruh pimpinan, dan daftar giat yang akan dihadirinya secara daring dalam beberapa waktu kedepan.

 

Berbeda dengan apa yang diharapkan, tanggal 7 juni hasil pemeriksaan kesehatan menyatakan dirinya positif terinfeksi covid 19 namun tanpa gejala, dia tersentak dengan hasilnya namun senyum tetap terpatri, energi pada sorot matanya tetap memendar, dia tidak memberi kesempatan bagi kesedihan menguasai perasaanya dan orang-orang terdekat yang mengetahui hasil tersebut. Beberapa waktu kemudian dia memberi kabar kepada koleganya sesama anggota Bawaslu dan jajaran, pesanya singkat “Bapak ibu kordiv ytc. Mohon doanya Malam ini saya masuk RS. Hasil Swab Positif, OTG. Semoga dimudahkan penyembuhannya”.

 

Tidak lama berselang Rahmat Bagja yang juga merupakan anggota Bawaslu, membagikan pesan Yunda Dewi kepada kami, beliau menyatakan:


“Dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim . Bertawakal kepada Allah, berserah diri kepada kehendakNya. Dia yang memberikan penyakit, Dia pula yang menyembuhkan. Semoga ikhtiar dimudahkan. InsyaAllah kesembuhan segera diberikan. Aamiin Ya Rabbal Alamin. Tepat jam 22.00 menuju RS undata.  Terima kasih atas doa dari sahabat2 tercinta. Mohon doanya selalu. InsyaAllah tetap kuat dan semangat😘😘😘

 

Seperti hendak memutus mata rantai penyebaran kekhawatiran yunda menyampaikan pesan tentang dirinya dengan kalimat yang optimis romantis, bahkan setelah berada di rumah sakit dalam rangka penyembuhan beredar foto dirinya dengan balutan busana sederhana memendarkan senyum khas dengan sorot mata yang menyala, virus yang menginfeksi dirinya tidak dibiarkan menggerogoti energinya, pertahanan tubuhnya kuat, boleh jadi virus tersebut harus berlelah-lelah mencari titik lemah untuk merusak kekebalan tubuh Yunda. Masih dalam proses penyebuhan di rumah sakit, tanggal 10 Juni yunda masih menghadiri Rapat Koordinasi daring divisi penindakan, tidak ada yang berubah, Yunda seperti hendak menyatakan virus bukan masalah yang harus membebani fikirannya apalagi harus menghentikan ikhtiarnya sebagai seorang pimpinan yang akan mengawal pesta demokrasi ditengah gelombang pandemi covid 19.

 

Pada kondisi kritis sikap mental seseorang di uji, terinfeksi virus covid19 bagi sebagian orang mungkin musibah yang membawa pada perjalanan kematian, tapi tidak sedikit orang yang menghadapi infeksi covid19 dengan tetap menjaga fikirannya bekerja dengan baik, dan melakukan tindakan terukur untuk membalikan keaadaan, dan terlahir sebagai manusia baru, sebagai pemenang. Yunda Dewi tidak hendak membuktikan diri, tapi sikap mental yang dimiliki menyebabkan dia bisa melewati infeksi covid19  dengan baik, bahkan dalam proses penyembuhan dia tetap terus menjangkau jajaran untuk tetap mempersiapkan diri mengawal perheletan pemilihan kepala daerah serentak tahun 2020.

 

Kualitas mentalnya sebagai seorang manusia yang juga sebagai salah seorang pimpinan Lembaga sedang di uji, sikap mentalnya dalam menghadapi covid19 dan tanggungjawab pekerjaan yang terus dilaksanakan dalam masa-masa infeksi, menjadi sebuah pembalajaran penting, beliau mengajarkan tentang bentuk kesabaran positif dan aktif, menerima dan menyadari infeksi covid19, melakukan proses antisipisi dan mengatasi tanpa berputus asa pada pertolongan Allah SWT.

 

Teringat sebuah ungkapan Aegroto dum anima est, spes est, selama orang yang sakit masih memiliki semangat, maka masih ada harapan, itulah yang sedang yunda buktikan dalam pergulatannya menghadapi covid19.  

Komentar

Postingan Populer