Hadi

Berani 

“bung aku di parkiran masjid At-Taqwa, kamu kesini aku butuh bantuanmu” ujarnya dari ujung telpon. Tanpa basa-basi aku menyambar jaket kulit hitam, bergegas menuju tempat yang dia minta, kurang dari 15 (menit) perjalanan dari kantor tempat aku magang sebagai Advokat, yang berada di kompleks pertokoan Balikpapan Baru. Tidak sulit untuk menemukannya, perawakannya yang besar sangat mudah diidentifikasi dalam jarak yang jauh sekalipun.

Nampak sedang bergulat dalam perbincangan penuh emosi, dia berhadapan dengan dua orang lelaki dan seorang ibu. “Bung, sini bung” ketika menyadari aku sudah berada di parkiran Masjid At-Taqwa pada bagian belakang, “Siapa dia” tanya lelaki berbadan tegap dihadapannya, “dia kawanku, pengacara” balasnya dengan suara lantang, aku bisa menebak, terjadi perselisihan antara mereka. Hadi menggenggam sebuah KTP yang belakangan kuketahui milik bapak tegap dihadapannya, ibu yang merupakan istri bapak tegap hanya diam dengan wajah tertekan (mengalami guncangan) dan lelaki yang lain hanya diam dengan wajah laiknya terdakwa yang dihadapkan pada persidangan pembacaan putusan. 

Berdasarkan apa yang diceritakan, Hadi yang sedang berkendara ditabrak sebuah mobil dari belakang, motornya luka parah, menyebabkan beberapa hal harus diganti dan diperbaiki, dikesempatan itu dia sampaikan permintaanya kepada mereka untuk bertanggungjawab, saya tidak banyak bicara, lebih seperti seorang yang dihadirkan untuk menekan pihak lain yang berhadapan dengannya, menurut Hadi awalnya mereka mengelak bertanggungjawab, singkat cerita mereka bersedia. “saya minta nomor bapak?”, “ini nomor saya” disebutlah sejumlah nomor, tidak langsung percaya Hadi langsung mengontak nomor tersebut, “bapak jangan bohong dong, ini nomor yang tidak bisa  dihubungi, gini saja, bapak miss call saya” pintanya, “saya gak ada pulsa”, “masa bapak punya mobil gak punya pulsa, coba saja dulu”, pria tegap, yang belakangan diketahui adalah seorang aparat  tidak bisa mengelak dengan keberingasan Hadi, menuruti perintahnya “Nah, bapak sudah mencoba lari tanggungjawab ya, nomor yang bapak sebut pertama dengan nomor yang bapak gunakan miss call berbeda jauh”ujarnya menekan, sambil melihatku, aku membalas dengan senyum tipis campur geli dengan kelakukan Hadi.

Benar saja kasus tersebut selesai, motor Tiger miliknya diperbaiki keesokan harinya dengan biaya mereka. Boleh jadi ketika masalah itu menimpaku, seorang yang belajar hukum dan selukbeluk hukum pertanggungjawaban tidak akan semudah Hadi menyelesaikan masalah sebagaimana yang dia hadapi, dia seorang yang memiliki keberanian yang sedikit mengarah kenekat, rentang perjalanan hidupnya tidak mudah, berhadap dengan bully kemudian melewatinya dengan hebat dan berani.

Jagonya “Tagline”

Sekitar tahun 2009-2013, kami terlibat banyak kegiatan rintisan anak-anak muda Balikpapan dan aktivitas tulis menulis, seperti: Akademi Berbagi, Bangsaku (garapan Adin), Blogger Balikpapan, Kompasiana, Rombong Sinema. Dari kegiatan-kegiatan tersebut menulis di Kompasiana sesuatu yang kompetitif antara kami, Hadi, Adin, Aku dan sesekali Agus. Kami menjadi “penulis pemburu Headline Kompasiana” ada rasa kebanggaan ketika membuka beranda kompasiana dan menemukan apa yang kita tulis berada dalam deretan paling sering dibaca hingga menjadi Headline, seingatku 2 atau 3 kali tulisannya menjadi Headline.

Dari Hadi, aku belajar, bahwa menulis bukan hanya soal isi, tapi bagaimana menciptakan judul yang dapat menarik seseorang untuk membaca, dia jago dalam urusan itu, salah satu contoh judul tulisannya di Kompasiana : 1) langit membiru jelang nikah Ibas ; 2) Ibas tak Melihat Rakyat. dia punya kemampuan menyusun judul yang memantik, menggoda, dan menggerakan jemari untuk “klik”dan selanjutnya larutlah kita dalam untaian kalimatnya yang ringan, sederhana dan mudah kita cerna.

Cara dia membuat judul kemudian bagaiamana dia bertutur dalam tulisan adalah dia dalam keseharian, yang kerap memberi respon luar biasa atas ide atau gagasan, kemudian menjalankanya.  

Solider Belas Kasih

Ketika selesai melakukan pekerjaan di Bontang di tahun 2012, praktis aku gak punya pekerjaan, sembari mempersiapkan diri menjadi Advokat, Hadi salah seorang yang menampungku, berbagi peraduanya, dan berbagi makanan, boleh jadi aku menjadi bebannya, bahkan memberi pekerjaan untuk sekedar menyambung hidup, dalam kondisi kritis kemudian ada seorang kawan mengulurkan bantuan seperti beroleh keberuntungan yang teramat besar.

Dia tidak mengeluhkan keberadaanku, bahkan turut memberi semangat, dan gairah untuk mengejar mimpi menjadi seorang Advokat. Aku teringat, satu hari menjelang ujian profesi advokat tahun 2012 di Samarinda, kartu tanda pendaftaran ujianku hilang, dengan sabar dia menemani mencari berkas tersebut dan turut wira-wiri ke Polres Balikpapan mengurus surat kehilangan, serta melepasku di depan Gereja yang terletak di Km-15, “biar cepat dapat bis bung” ujarnya, dan tidak lama bis yang kunanti datang.

Pengusaha

CV Akara Mulia, merupakan perusahaan rintisan Hadi, Adin dan Andi, sekelompok anak muda yang memiliki tekat berjuang dan memperjuangkan ide-idenya, latar belakang Hadi sebagai seorang wartawan yang memiliki bahasa tulis komunikatif, Adin yang punya banyak gagasan dengan bakat autodidak dibeberapa bidang, dan Andi yang bergairah, mereka mencoba bergelut dan dalam pergulatan usaha mereka aku turut dilibatkan dalam salah satu projek, persis ketika membutuhkan pekerjaan menyambung hidup.

Bukan hanya itu, dalam perjalanananya Hadi juga merintis ternak ayam, kemudian berdagang disekolahan tempat istrinya mengajar, seperti tak pernah kehilangan ide untuk membangun usaha, dia terus berjuang dalam dunia usaha.

Aktif dan Percaya Diri

Ketika melihat dia pertamakali dengan tubuhnya yang gemuk dan bersisi, akan membawa kita pada kesimpulan bahwa dia seorang yang banyak menghabiskan waktu untuk berdiam diri, semua persepsi negative orang gemuk, ditepis olehnya, dalam rentang perkawananku dengannya, hidup bersama denganya, dia seorang yang sangat aktif, dan sangat rajin beribadah. Berbagai kegiatan kami ikuti, bahkan dalam banyak hal dia yang memotifasi untuk melibas semua kegiatan komunitas anak-anak muda Balikpapan.

Ach, dibalik semua itu, engkau juga menyembunyikan masalahmu dari kami, belakangan baru aku tahu, dia meninggal dunia karena terpapar covid19, aku teringat pesan terakhirkmu disatu postinganku tentang kopi, kamu minta diseduhkan kopi, belum sempat kutunaikan, kabar dari Andi datang, kamu kembali padaNya, kamu pergi diam-diam, semoga Allah SWT memberikan kemulian kehidupan alam kubur, dan setiap kebaikan yang kaukerjakan menjadi penolong bagi istri dan anak keturunanmu dalam menjalani kehidupan. Selamat Jalan Kawan. 

Nb: silahkan baca tulisan Hadi Rahardian di https://www.kompasiana.com/hadihuruhara 

Komentar

Postingan Populer