Dia telah Kembali (selamat jalan Pa Ali)


Kurasakan dadaku sesak ketika membaca pesan dari Adhin, “Inn lillahi wa inna ilaihi raajiun, ada depet kabar dari pak herba, pa ali (Muhamad Ali Bajuber) meninggal dunia...” dia meninggal kemaren (senin, 8 juli 2012), tak terasa buliran bening dari kedua sudut mataku mengalir seketika, kesedihan menyelimutiku.
Padahal baru beberapa waktu lalu saya mendapatkan undangan doa melalui pesan singkat dari beliau :

Pesan 04  juli 2012 : Salam, Mlm Nishfu Sya’ban mandi tobat sebelum magrib sucikan lahir batin bersungguh-sungguhlah memperbaiki hidup kepada : 1. Allah SWT. 2. Rasulullah SAW. 3 Ahlulbayt saw. 4. Ayah ibu. 5. Anak. Istri/suami. Ajukan hajat masing-masing dan terus ikhtiar untuk hidup dalam keridhoan-Nya, kami tunggu antum  dan keluarga malam ini jam 19.00 – selesai di Pa Ali ar bersama usta Hidayat al Habsy bangil. Sykuran.

Pesan 05 Juli 2012 : undangan, Pembacaan doa Kumail malam ini di Masjid Shahibusalim. Bersama Ust. Hidayat al habsy. Sholat Isya berjama’ah. Besar harapan kami antum dan keluarga bisa menghadirinya. Salam

Dan untuk kesekian kalinya saya tidak menghadiri undangan yang datang dari beliau tersebut, seandainya datang maka itu adalah silaturahmi terakhirku dengannya. 

Aku dapat membayangkan sambutan hangatnya, yang kerap dia lakukan ketika mendapati aku datang memenuhi undangan kegiatan yang diselenggarakan yayasan Az Zahra: doa tawasul setiap malam rabut, doa kumail setiap malam jumat dan kegiatan spiritualitas laiinya. “Apa kabar ri? Allah, lama sekali antum gak kesini/sibuk apa?/sehat?/ katanya antum sekarang lebih sering di grogot?/dst” katanya ramah ketika menemukan aku dalam shaf-shaf jamaah doa atau kegiatan lain.

Meskipun jarang hadir dalam kegiatan yayasan sejak tahun 2005an, tetapi banyak hal baik yang kuarasakan ketika masih awal-awal aktif di yayasan Az Zahra sekitar tahun 2003-2005. 

Saya mengenal dia ketika mengikuti training filsafat Yayasan Az Zahra yang diadakan di Masjid Shahibusalim selama 3 (tiga) hari pada tahun 2003, dari kegiatan tersebut saya mengetahui bahwa dia adalah ketua Yayasan Az Zahra Balikpapan, melalui training tersebut akhirnya saya aktif sebagai jamaah Yayasan. Figurnya sangat ramah, hangat, pendorong dan sangat suka dengan anak muda.

Ketika program kualiah epistemologi masih diselenggarakan di Yayasan setiap hari Sabtu sore yang diadakan di kantor Habib Muhammad Bilfaqih yang sekarang berdiri Graha az Zahra, beliau kerap menawarkan diri untuk pergi bareng “Mas Hari kalo mau pergi epistemologi biar berangkat sama-sama dari rumah saya” katanya menawarkan, dengan senang hati itu saya lakukan, yang dengannya saya selalu mendapatkan pencerahan keilmuan dari yayasan yang kemudian saya bawa pengaruh mengikuti kuliah epistemologi ke organisasi kemahasiswaan yang pernah saya geluti, HMI (Himpunan Mahasiswa Islam).

Saya juga kerap menikmati buku-buku filsafat islam di rumahnya, dan dia selalu dengan senang hati mempersilahkan kepadaku untuk meminjam buku-bukunya, bahkan dia kerap merekomendasikan buku yang harus saya baca. Dia juga kerap membantu memberikan pendanaan ketika kami di HMI melaksanakan Latihan Kader 1 (Basic Training).

Meskipun jarang aktif dalam kegiatan Yayasan banyak hal baik yang di berikan padaku, yang saya yakin itupun dirasakan mereka yang aktif, bahkan tetangga disekitar rumahnya. Sayapun teringat, sekitar tahun 2006 ketika Balikpapan mengalami krisis air, dan kebetulan krisis tersebut tidak melanda rumahnya dengan senang hati dia membiarkan masyarakat mengambil air melalui keran yang berada di rumahnya sepuas-puasnya. 

Membayangkan dia, hanya kebaikan tentangnya yang ada di benakku, karena memang dia orang baik.  

Sosok itu kini pulang, kembali, menemui Dia kekasihnya, yang perbuatan selama hidupnya disandarkan atas namaNya, keagunganNya, kemuliaanNya. Dan saya yakin banyak yang kehilangan atas kembalinya dia kepada Dia, tapi ini adalah kehendak Dia atas dia, semoga dari dia, Dia melahirkan keturunan yang baik sebagaimana dia. 

Selamat jalan Pa Ali, hanya tulisan singkat ini yang kubingkiskan untuk mengenangmu yang telah memberikan banyak kebaikan yang membuatku mengetahui bagaimana menjalin cinta dengan Rasul dan Ahlulbayt meskipun aku kerap lalai dalam hubungan cinta itu. Titipkan salam kami kepadaNya, Rasul dan Ahlulbayt dalam perjumpaanmu nanti. Allahumma shalli ala Muhammad wa Ali Muhammad Wab’ats Tsawabaha Ila Qabri Dzalikal Mayyit Ali Bin Abdurrahman Bajuber.  

Komentar

Postingan Populer