Rektor UNIBA

Sosok : Piatur Pangaribuan

Usianya 39 tahun saat gelar Doktor dengan predikat cum laude (“dengan kehormatan”, “dengan pujian”) disematkan didirinya, masih terbilang muda. Predikat yang tidak diperoleh dengan cara biasa, ditempuh dengan waktu yang singkat kurang dari 2 tahun dengan nilai memuaskan. Sebagai seorang Doktor dengan prediket cum laude dia memilih jalan yang berbeda tidak melulu berada dalam “keangkuhan gelar” kehormatan, berkutat pada pendidikan dan penelitian, sebaliknya dia menenggelamkan kesadaran akademiknya dalam permasalahan masyarakat, dia memilih jalur pengabdian.

Dia melibatkan diri dalam kegiatan advokasi terhadap permasalahan sosial yang berdampak luas bagi masyarakat khususnya yang terjadi di Balikpapan, masih dalam ingatan kita bagaimana dia menyoal Perusahaan Listrik Negara (PLN), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Balikpapan, dan menguak amisnya “indikasi korupsi” terkait jual beli tanah yang diduga melibatkan pejabat, diluar kasus populer itu, dalam kedudukannya sebagai seorang Advokat dia masih terlibat dalam pembelaan kasus-kasus ketenagakerjaan, pidana terhadap orang-orang papah, tidak jarang dia berada di jalan dalam kerumunan massa aksi sebagai demonstran.

Dia, Piatur Pangaribuan, seorang berdarah batak, jalan hidupnya berliku, umumnya orang batak memiliki karakter keras, tapi dia tidak asal keras, dia argumentatif, watak kulturalnya menjadikan sosoknya begitu percaya diri, berani dan antusias. Boleh jadi sikap itu, merupakan cara dia melawan tangan besi sejarah yang berlaku bagi mereka yang lahir dari keluarga biasa yang akan menjadi manusia yang sekedar ada. Baginya hukum besi sejarah bisa dirubah, sebagaimana dirinya yang hanya lulusan sekolah menegah atas Mulawarman Samarinda kini menjadi salah seorang doktor ilmu hukum di Universitas Balikpapan, “kita tidak tahu apa yang terjadi di masa depan, tapi kita bisa menyiapkan diri akan menjadi apa di masa depan” ujarnya memotivasi, disuatu sore bersama kolega LBH UNIBA.

XXX

Lengan pada hem lengan panjangnya tergulung, dia siap untuk bekerja, tugas baru menantinya sebagai Direktur Pasca Sarjana Universitas Balikpapan, dengan target khusus Akreditasi B. Dimulai dari evaluasi terhadap nilai akreditasi terdahulu, akhirnya diketahui faktor-faktor yang menjadi penghambat “Akreditasi B”, pelan-pelan pembenahan dilakukan, dimulai dari Pembenahan Kantor, pelayanan (website), ruang dosen, perpustakaan, fasilitas dosen, secara bersamaan berbagai kegiatan akademik digalakan, tidak membutuhkan waktu lama, belum 2 (dua) tahun kepemimpinannya target “Akreditasi B” Pasca Sarjana Ilmu Hukum Universitas Balikpapan, direngkuh dengan poin yang melebihi target.

Setahun sebelum memimpin Pasca Sarjana Universitas Balikpapan, sebagai Direktur Lembanga Bantuan Hukum Universitas Balikpapan (LBH UNIBA), dengan sangat antusias dia memantik semangat mahasiwa yang berhimpun di LBH UNIBA untuk menyambut undangan kompetisi peradilan semu yang diselenggarakan Universitas Hasanuddin, secara khusus dia meluangkan tenaga, fikiran dan tidak jarang uang dari sakunya untuk mensupport tim peradilan semu Universitas Balikpapan. Dalam proses tersebut dia tidak menempatkan diri sebagai seorangan dosen yang bergelar doktor dibidang hukum, melainkan sebagai seorang teman diskusi, tidak memberi instruksi atau perintah untuk dituruti akan tetapi memberi pertanyaan kunci yang memantik kecerdasan, dia menyatu dalam pergumulan tidak jarang fikiran-fikirannya bersebrangan dengan tim peradilan semu, “inilah proses, untuk mencapai hasil maksimal” ujarnya merefleksi proses kerja tim. Diluar dugaan Tim Peradilan Semu Universitas Balikpapan menjadi salah satu pemenang.

XXX

Universitas Balikpapan sedang mencari pemimpin baru, yang dapat menghantarkan kampus orange kepada pencapaian maksimal yakni “Akreditas B” pada setiap fakultas dan jurusan, serta “Akreditasi B” pada institusi. Tentu saja harapan besar ditumpuhkan pada Rektor terpilih, semangat malawan tangan besi sejarah yang tidak berpihak pada latar belakang “non priyai” pada dirinya, kerjakeras dan pencapaianya dalam 5 (lima) tahun terakhir sebagai Direktur LBH UNIBA, sebagai Direktur Pasca Sarjana UNIBA, sebagai seorang akademisi yang juga Advokat adalah bukti kepantasan dirinya sebagai seorang pemimpin, sebuah petanda yang linier dengan masa depan Universitas Balikpapan. Sebagaimana yang dia katakan “kita tidak tahu apa yang terjadi di masa depan, tapi kita bisa menyiapkan diri akan menjadi apa di masa depan” maka tidak sah jika sekali lagi tangan besi sejarah kembali dibengkokan, dia Menjadi Rektor.

Komentar

Postingan Populer