Malaikat Maut
Pukul 19.10 waktu universitas balikpapan
"kalian bisa tenang tidak, ini bukan pasar" teriak perempuan tersebut dengan suara keras, lantang dan bulat sehingga kata-katanya sangat mudah terindrai, "kalian mau ujian atau tidak, kalo mau ujian saya minta semua diam" tambahnya dengan wajah memerah disertai guratan kedua alis yang nyaris bersatu dan sulit terpisahkan.
Sontak suara riuh ruang kelas ujian nomor 3 lantai 2 gedung baru Universitas Balikpapan (Uniba) tertahan di tenggorokan, peserta Ujian mata kuliah Hukum Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) terbungkam, keadaan berbalik 180 derajat menjadi senyap, sesekali suara bisik sumbang memotong keheningan, protes kecil hanya merayap nyaris tak terdengar, dia menjadi penguasa atas diri kami dan sukses membungkam mulut liar kami.
"sekarang saya minta untuk peserta ujian kelas B dan Kelas C di pisah posisi duduknya, kelas B berada di barisan kanan dan kelas C berada di barisan kiri" perintahnya diikuti dengan jurus telunjuk, sejurus kemudian peserta ujian yang sudah kalah mental karena serangan bertubi-tubi memenuhi kehendaknya, dengan senyap dan santun tanpa mau mengusik si Mpunya ruangan, karena kiamat bagi mereka yang protes.
"siapa yang ketahuan menyontek akan saya tulis namanya dalam berita acara" kata-katanya menghujam pertahanan, diikuti mimik muka yang ditahan sehingga terlihat sangar, kejam dan angker, diiukuti wajah-wajah tegang tak karuan, belingsatan merapihkan tempat duduk mengamankan diri.
Mengetahui kami berada di bawah tekanan (under pressure) karena serangan mendadak dan bertubi-tubi yang dilancarakan, sejurus demi sejurus penguasa ruangan mengeluarkan petuah yang terus menekan psikologis, peserta ujianpun semakin dikuasai, terhegemoni dan tenggelam dalam kegelisahan. Dia menjadi sosok menakutkan malam itu, sosok yang membuat peserta ujian selama kurang lebih satu setengah jam serba salah untuk berlama-lama.
Meskipun hanya seorang diri bertugas sebagai pengawas ujian, matanya seperti berada dimana-mana, meja, dinding, flapon dan bahkan kertas ujian dan jawaban terdapat matanya, sehingga tidak heran meski dalam keadaan yang kita ketahui mustahil baginya mengidentifikasi gerak-gerik kami untuk menyontek atau sekedar mencari informasi dengan teman tiba-tiba, suara lantangnya menembus telinga menyebut nama-nama yang melakukan transaksi dan tinak-tanduk mencurigakan.
Paras cantik itu, selama 2 (dua) jam berubah menjadi menakutkan, membunuh kepercayaan diri peserta ujian, yang sejak dirumah sudah berancang-ancang untuk menyandarkan diri pada teman atau contekan atau apapun yang bisa menolong ketika berada di ruangan.
Dikuasai oleh keadaan yang tidak menguntungkan seperti ini, untuk kesekian kali aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan, membatin " Ya Tuhanku, yang maha pengasih dan penyayang, aku dalam keadaan sulit ya Tuhan, bukankan engkau menolong orang-orang yang sulit, melalui janjimu kepada orang-orang kesulitan aku menagih, gerakanlah fikiranku untuk mampu memunculkan informasi KSDA yang berada di alam bawah sadarku menuju alam kesadaranku, dan kuatkan jari-jari ringkihkku sehingga mampu menulis dengan baik dan terhindar dari cedera, aamiin",sambil mengurut dada, satu menit hingga beberapa menit informasi yang kubutuhkan terkait matah kuliah hukum KSDA tidak pula muncul,semenit, akhirnya kuputuskan mengarang indah dengan sebaik-baiknya, sembari melantunkan doa "Duhai engkau yang maha membolak-balikan hati, izinkan dosa pengampu mata kuliah KSDA memberikan nilai A kepadaku, aku butuh nilai bagus untuk mengejar beasiswa semester berikut, aamiin" sejurus kemudian aku bergerak kemeja pengawas mengumpul karangan indahku.
Dia seorang saja, mampu membuat kami berada dalam keterjagaan, apalagi ketika kolega-koleganya turut serta macam bu Ines dan bu Siti yang juga terkenal garang dan tidak kenal kompromi, bisa di tebaklah ruang ujian akan seperti apa.
bagaimanapun malam itu adalah malam yang tidak mungkin aku dan teman-teman peserta ujian lupakan begitu tegang, mencekam mungkin ada diantara kami yang kefikiran hingga terbawa mimpi.
salam
30 juni 2010
Komentar
Posting Komentar