Romansa Dinda - Randy

Matahari sedang bergembira, cahayanya memancar menghujam tanpa penghalang, panasnya membakar, bagi sebagian orang berlindung dalam ruangan sejuk merupakan langkah paling rasional sembari menunggunya bergerak jauh ke barat, tapi tidak bagi dia, seringai panas matahari tak menyurutkan langkahnya, ada panas dalam dadanya yang hendak diredam panas matahari sore itu, kakinya dikayu bergerak mengitari lapangan parkir kantor, keringat bersama air matanya mengucur deras, sangat deras, bersama langkahnya yang terus bergerak dia berkontemplasi, mencipta alasan pembenar, tentang keputusanya, “aku tidak salah langkah, aku harus terus bergerak” batinya, setelah puas melepas semua kenangan bersama keringat dan air mata, mencipta alasan untuk melanjutkan hidup bersama setiap langkahnya, dia berhenti, menatap jauh, ada kedamaian merasuk dalam dirinya.

Aksinya menjadi perhatian, semua memaklumi, bersimpati padanya, tapi dia berempati, dalam ruang kecil dihatinya Randy berujar “aku pastikan bahwa dia tidak akan bersedih lagi”, sembari ikut tersenyum bersama canda yang mengudara diantara penonton “dia sedang membakar kenangan”kata salah seorang, “dia mencoba melunturkan semua jejak makan berdua yang keburu jadi lemak, biar tidak ada lagi jejak mantanya dalam dirinya”sambut yang lain, bersamaan dengan tawa yang tertahan, tapi dia, hanya tersenyum simpul, karena perasaan yang telah diberikan seiring perjumpaan yang intes, saling mengenal yang cukup membawanya pada perasaan berbeda. “aku akan berjuang untuknya” dadanya berdegup, ditengah canda rekan sekantor, “ini kesempatanmu Le’ untuk masuk” ejak Faesal ke Randy. 

xxx

Tanpa ragu Randy mendorong dirinya untuk mengetuk, menocba menjadi tamu dalam ruang kosong pasca peristiwa lari siang bolong di bulan Juli 2019, “sekeras-kerasnya batu akan hancur oleh kelembutan air yang menetes padanya terus menerus, apalagi hati manusia, hanya soal waktu”ungkapnya dalam satu obrolan, dia tidak terburu-buru tapi terus bergerak, pelan sabar,perhatianya tidak berlebihan tapi terang dan jelas diarahkan pada Dinda, mulai dari masuk ke dalam teman dilingkaran luar kemudian bergerak ke dalam selangkah demi selangkah, meyisir ala makan bubur panas.

Perhatian kecil dan terus menerus yang dilakukan Randy terhadap dirinya pelan-pelan menjadi bahan yang membersamai perjalanan pergi dan pulang kerja, pertahananya melonggar, hatinya yang diistirahatkan dari persoalan cinta-cinta mulai tumbuh bibit baru, dia tersenyum sendiri, tidak jarang ada perasaan untuk segera berangkat kerja agar menemukan sentuhan Randy, dan berharap waktu bergerak cepat sehingga hari esok segara datang sehingga perjumpaan terjadi kembali. 

Randy merasa bahwa upaya membuka gembok berhasil, ketika akhirnya Dinda menerima tawaran Randy untuk mengantarkanya pulang, sebagaimana yang dia upayakan selama ini, dia tidak buru-buru  dia menikmati proses membuka hati dinda tanpa harus merusak kunci, setelah untuk pertamakalinya dinda berkenan diantar pulang, Randy semakin terbiasa menawarkan diri, dan Dinda terbiasa bersama Randy, bibit yang disemai akhirnya mekar menjadi bunga nan memesona, Randy menjadi orang dalam, dia masuk melalui pintu yang terbuka, dan uniknya Randy yang memegang kunci untuk menutup dari dalam.

Apakahketika akhirnya Randy diterima oleh Dinda maka perjuangan selesai?, tidak, karena tidak ada yang pernah selesai, mereka terus berproses untuk bergerak bersama, karena Dinda bagi Randy bukan tujuan, begitu juga Randy bagi Dinda, mereka kawan dalam membangun kehidupan untuk mencapai tujuan. Randy seorang yang gigih, sederhana, emosional dan apa adanya, Dinda seorang perempuan yang lugas, tegas, rasional dan pinter. Perbedaan karakter ini tidak jarang melahirkan banyak perselisihan dalam rangka penyesuain,tapi mereka punya cara, menemukan cara untuk saling menyesuaikan, tanpa harus memutar haluan atau melepaskan diri terhadap yang lain, tanpa sadar mereka menahan-melepas ego, berkompromi.

xxx

Setelah lama menjalin hubungan, saling mengenal dengan keluarga masing-masing Randy mantap menatap masa depan bersama Dinda, dilamarnya perempuan itu 20 oktober 2021, dua keluarga berjumpa untuk saling mengenal, bagaimanapun menikah bukan meresmikan hubungan Dinda dan Randy dalam ikatan perkawinan tapi menyatukan dua keluarga, bahkan beberapa keluarga, menjadi keluarga besar. Dipilihlah hari Jumat tanggal 10 Desember 2021 sebagai hari perkawinan mereka.

xxx

Udara sejuk merambat di Samarinda, mentari sedang bermalas-malasan berselimut dibalik awan, Randy dengan balutan busana serba putih, didampingi seluruh keluarga bergerak perlahan menuju jalan mangkupalas, Samarinda Seberang. Sepanjang perjalanan lantunan puja puji dilafaskannya, sesekali dia tersenyum simpul, ingatan tentang romantika bersama Dinda berseliweran, satu demi satu, secara acak dikepalanya, moment saat jumpa, berselisih paham, berdamai, mengutarakan perasaan, mengenalkan dengan keluarga, proses lamaran berhamburan dikepalanya. Jantungnya berdegup, tarikan nafas dalam selalu dilakukan untuk menetralkan keadaan, guyonan keluarga sepanjang perjalanan disikapi santai dengan senyuman.

Rombongan kendaraan dimana dia dan keluarga berhenti di Gg. 8 Jalan Mangkupalas, mereka berjalan munuju rumah yang terletak di RT. 16 No. 27, lantunan sholawat menyambut mereka, semakin dekat dengan tujuan, degup jantungnya semakin kencang, senyum menjadi pembungkus setiap langkahnya dan rombongan yang bersamanya, dia sering ke alamat itu, tapi kali ini berbeda, karena dia akan mempersunting putri yang tinggal didalamnya.

Kabar kedatangan rombongan Randy sudah sampai ditelinga Dinda, senyum tak lepas dari bibirnya, tidak ada jalan balik, keyakinanya telah untuh untuk menjadi seorang istri hari itu, Gaun berwarna putih membalut tubuhnya, dia menanti di bilik kamarnya, tak buru-buru menjumpai rombongan yang datang, dengan dandanan yang sudah terpahat sejak pagi, dia sangat berhati-hati mengusap air mata keharuan yang tidak terasa mengalir pelan-pelan, bayangan tentang kedua orang tuanya yang telah meninggalkanya membuat perasaan campur aduk, antara bahagia dan rindu yang tak berbalas. Doa dipanjatkan untuk mereka.

 xxx

Randy telah mengambil posisi, kedua saksi telah duduk disamping kanan dan kiri, wali nikah sudah berada dihadapanya, disaksikan sorot mata tamu yang memenuhi ruang, dan kamera, “bismillahirahmanirrahim”bisiknya kepada diri sendiri, proses ijab Kabul dilaksanakan. Adik lelaki Dinda melimpahkan perwalian kepada penghulu yang hadir saat itu, ijab kabul pun dilaksanaan.

“Siap”jawab Randy kepada penghulu, sebelum mengucap akad perkawinan, kemudian penghulu mengambil peran “Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Saudara Randy Raditya Putra Bin Imam Bambang Wijokongko dengan Seorang Perempuan bernama Dinda Ratu Septiani Binti Husni Tamrin dengan mas kawin berupa…., tunai” ucap penghulu sembari menyentak tangan, “berhenti-berhenti”seorang Ibu memotong proses ijab Kabul, persis sesaat ketika Randy hendak mengucapkan kalimat penerimaanya, “Dinda nangis dalam kamar, dia mau adiknya yang menjadi wali nikahnya, adiknya sudah latihan sejak semalam”ujar si Ibu melanjutkan, sontak membuat hadirin-hadirat, muslimin-muslimat, muminin-muminat, ikhwan-akhwat, yang menahan napas menanti kelimat Randy, melepaskan seluruh keteganganya dengan menghembuskan nafas yang tertahan secara bersamaan “hahhhhhh”, untung saja masa pandemic, hembusan nafas itu tersaring oleh masker, terbayang jika tidak.

Gambar dari Faesal
Baik jika demikian, “kamu tahu kalimatnya”ujar penghulu kepada adik lelaki Dinda yang diperhadapkan padanya, “tahu”, kemudian Penghulu mengembalikan perwalianya, kepada lelaki yang masih berusian belasan menuju usia 20 tahun itu, proses pengembalian hak mewikili berjalan dengan smoot, dan dilanjutkan dengan proses ijab kabul yang sukses dieksekusi 1 (satu) kali tarikan nafas oleh Randy, “sah” teriak kedua saksi bersamaan, “Barakallah”sambung hadirin dan hadirat, muslimin-muslimat, mukminin-muminat, ikhwan-akhwat yang sedang lapar berat.


Jumat, 10 Desember 2021, bukan lagi tanggal yang biasa bagi mereka, moment ditanggal itu telah jadi monument mereka, tanda, tentang kehidupan bersama, peleburan ego, peleburan keluarga, dan pijak pertama mereka mengarungi tantangan kehidupan bersama.

 

Selamat Memperjuangkan dan Menumbuhkan Kehidupan

Komentar

Postingan Populer