Receh bukan Recehan
Receh, dalam pergaulan memiliki kesepadangan dengan remeh, sesuatu yang tidak perlu ditanggapi serius, ini yang dihadapi oleh uang logam, dalam banyak kesempatan ketika sedang berjalan atau berlari kerap kutemukan receh dijalan, atau berada dipelataran toko mencolok teronggok tanpa tuan, dikesempatan lain penjual harus meminta maaf terlebih dahulu ketika memberikan kembalian dalam bentuk uang logam pecahan, penjual dengan kata "maaf" menolak pembayaran dengan uang pecahan logam, pembeli dengan malu-malu ketika membayar dengan uang logam pecahan "maaf uang receh", kenapa harus ada kata "maaf"?, pemberi nampak malu-malu dan penerima nampak tidak berkenan sekalipun nilai uang pecahan logam lebih besar dibandingkan uang kertas atau metode pembayaran nontunai, kerap juga kutemukan ketika anakku membersihkan rumah dia menyapu receh bersama sampah dan debu, tukang parkir dengan nada tidak berkenan "ya receh" ketika menerima pembayaran jasanya.
Meskipun uang logam pecahan sebagai alat tukar yang sah telah disebutkan dalam UU No 7 Tahun 2011, dan dijelaskan lebih lanjut dalam berbagai praturan Bank Indonesia, dalam praktek transaksi barang dan jasa di masyarakat uang logam terkesan tidak punya kehormatan meskipun memiliki nilai. Pengguna uang logam tidak berdaya ketika pembayaranya ditolak, merasa harus tidak keberatan ketika pengembalian dari kelebihan pembayaran diganti permen dibanding harus menerima pecahan uang logam, berdasarkan peraturan perundang-undangan pemilik uang logam mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan diskriminasi dalam transaksi, apakah uang logam terlalu identik dengan "gerakan perlawanan" orang kecil, terkesan dengan "gerakan kiri" identik dengan kelompok yang melawan dominasi kelas, mereka yang berkuasa, mengingat kita tidak bisa melupakan sejarah "koin keadilan Prita Mulyasari" atau "Koin Bantuan Hukum" pada kantor-kantor pembelaan rakyat.
Sebagai anak bangsa yang terpanggil untuk menegakan perautran perundang-undangan, dan perokok keretek garis keras, meski receh bagiku uang logam bukan recehan, berperan dalam menjaga napas perjuangan, menjaga asap rokok-dapur-kopi tetap mengebul, lambug tetap terisi dan langkah mengarungi kehidupan tidak terhenti.


Komentar
Posting Komentar