Kado untuk Raisah Zahra
Surat Untuk Anakku, Selamat Ulang Tahun Yang ke-3 ya
Asalammualaikum Wr, Wb
Tulisan singkat ini Bapa buat sebagai ucapan selamat ulang tahun untukmu Raisah Zahra yang pada tanggal 18 November 2010 lalu kamu ganjil berumur 3 tahun. Saat tulisan ini bapa buat bapa masih menjadi aktivis LBH Kaltim, seorang yang masih ingin memperjuangkan ide-ide pembelaan, bantuan hukum terhadap masyarakat yang buta hukum, marginal dan kehilangan akses atas keadilan. Umur LBH Kaltim masih berumur kurang lebih 1,5 tahun lebih muda dari umurmu yang udah beranjak 3 tahun. LBH Kaltim yang sedang bapa bangun dengan beberapa kawan memang hingga saat ini belum bisa bermanfaat lebih terhadap pemenuhan ekonomi orang-orang didalamnya, meskipun demikian kerja-kerja bantuan hukum masih tetap berjalan. Jika kelak kamu udah bisa membaca surat ini dan LBH Kaltim masih eksis ingatlah bahwa itu terjadi karena keIkhlasan kalian (kamu dan Mamamu) yang mensuport bapa hingga detik ini.
Raisah Zahra sayang, memang perayaan ulang tahunmu kemaren, tidak semeriah sebagaimana orang tua merayakan ulang tahun untuk anak-anaknya yang tercinta tidak ada hidangan mewah, makanan dan minuman berwarna-warni beraneka rasa, balon, tamu lengkap dengan permainan hiburan untuk ulang tahun serta kado, bukan karena kami tidak menyayangimu tapi kami (bapa dan mamamu) memang sejak awal berkomitment untuk mendidikmu dengan hal-hal yang wajar, tidak berlebihan dan apa adanya, sehingga perayaan ulang tahunmu hanya dengan kue tar tanpa make-up dan lilin teplok (bukan yang khusus untuk perayaan ulang tahun tapi untuk penerang saat gulita) karena hanya itu yang kami mampu, meskipun demikian kamu dengan semangatmu menyanyikan lagu selamat ulang tahun berlirik inggris, entah kau tahu bahwa itu adalah perayaanmu atau tidak, hanya bapa, mama dan sepupumu odel saat itu (malam tanggal 17 November 2010, H-1), tanpa kado (sesuatu yang dibungkus dengan rapi dan berisi sesuatu yang mengejutkan).
Mamamu sejak kamu lahir telah memberikan kado berharga untukmu, kebiasaan-kebiasaan yang baik seperti membaca buku, mengajarkan berbagai doa dan kasih sayang tak terhingga tentunya semuanya yang berhubungan dengan pemenuhan jiwamu. Karena memang kami berkomitment mewariskan budaya yang baik terhadapmu. Sedangkan Bapa hanya mampu memberikan kado berupa catatan-catatan ucapan ulang tahun seperti yang kau baca saat ini, dan bapa pernah menyampaikan komitment untuk menghadiahkan catatan-catatan sebagai kado ulang tahunmu kemamamu beberapa waktu lalu, karena memang saat ini yang paling bisa bapa berikan adalah catatan-catatan kecil yang semuanya berisi tentangmu. All About Raisah Zahra mungkin suatu saat kau namakan catatan bapa ini, he he he
Kenapa catatan yang menjadi kado? mengutip apa yang diungkapkan oleh Pramoedya Ananta Toer salah seorang novelis kenamaan Indonesia yang bapa dan mama gandrungi, dia mengungkapkan makna sebuah catatan “Karena kau menulis suaramu takan pernah hilang, dia akan selalu hidup hingga jauh”, dan mungkin ini cara bapa mengenalkan budaya positif yakni budaya tulis-menulis yang mulai ditinggalkan banyak orang, yang beralih kepada budaya Audio dan visual (suara dan gambar). Micahael Focult seorang tokoh Post Strukturalis menyebutkan bahwa menulis merupakan pembentukan arsip cultural-Intelektual, dan menurut bapa banyak perubahan-perubahan dunia, revolusi Isalam Iran dan berbagai perubahan lain disudut-sudut dunia dipicu oleh budaya tulis-menulis, melalui tulis-menulislah sejarah kemudian digerakan (masih menurut bapa, hipotesis dari beberapa buku yang bap abaca).
Kemaren malam (tanggal 23 November 2010) sekitar pukul 19.00 wita meneleponmu bapak terkejut takjub mendengar komentar Raisah
“bapa aku lagi sibuk nonton, jangan ganggu ya, ngomong sama mama aja dulu, nanti telpon lagi” katamu melalui bilik telpon membuatku tertawa geli an takjub. Geli karena untuk umur 3 tahun kamu memiliki kemampuan komunikasi yang luar biasa, takjub karena Raisah tidak membatasi diri untuk berani mengungkapkan pendapat.
Atau ungkapanmu yang selalu membuat bapa kangen kepadamu
“Hallo bapa, Raisah Sayang sama Bapa”
Kerap kali juga Raisah bercerita tentang aktivitas yang Raisah lakukan saat bapa menelpon, bapak ingat ketika bapanya Gemilang sakit dan Raisah dengan empatik menceritrakan kepada Bapa
“Bapa, tadi bapa bo pulang kerja, dia sakit muntah-muntah lo, baru dia dibawa kerumah sakit” ungkapmu saat itu
Bapa juga ingat ceritamu soal Ebo (Muhammad Gemilang, sepupumu) yang pingsan
“bapa, ebo sakit loh, dia tadi pingsan loh, dia sakit, baru dibawa kerumah sakit” ceritamu dengan nada empatik
Terkadang juga dengan mendadak ketika bapa menelpon atau ketika mama yang menelpon bapa, kau menceritrakan aktivitasmu kepada bapa, aku sedang belajarloh, atau sedang negdot atau sedang nete, main dan sebagainya.
Hal lain yang membuat ketawaku tidak henti adalah ceritra mamamu kepada bapa, saat kalian mandi bareng, dengan lugu dan polosnya kau menasehati mamamu.
“Mama coba bedandan yang cantik biar Bapa senang”
yang juga tidak bisa bapa lupakan tentang "komitment", kami tahu kebiasaanmu ketika ketempat anga (ma Amel) selau minta sesuatu, suatu malam (bapak lupa persisnya kapan) kamu meminta kami menemani ke tempat angamu untuk nonton film kegemaranmu DORA, sebelum pergi bapak memberikan penawaran komitmen, “bapa-mama mau menemani Raisah Nonton DORA tapi harus komitmen untuk tidak belanja” kata Bapa saat itu sambil menjulurkan tangan komitmen, Raisah kemudian menjabat tangan Bapak sambil berujar “Komitment”.
“Komitment apa” Tanya bapa saat itu
“Komitment untuk tidak belanja” jawab Raisah dengan lugas dan lantang
Sesampainya ditempat anga, sepanjang nonton Raisah memang memenuhi Komitment tidak belanja di warurng anga, hanya menononton, kurang lebih setelah 1 (satu) jam Raisah menonton akhirnya pandangan Raisah bergerak kearah makanan yang berada di warung Anga, Sosis, sempat Raisah meraih salah satunya, sontak makanan itu Raisah kembalikan saat bapa Mengingatkan “komitmenya Raisah Apa?”. Akhirnya sepanjang menonton DORA raisah tidak menuntut makanan yang Raisah gemari.
Bapa dan Mama merasakan takjub luar biasa dengan Raisah saat itu, mampu berkomitment terhadap apa yang sudah diputuskan.
Semua hal luar biasa itu terjadi saat umur Raisah kurang dari 3 tahun loh.
Hampir lupa, kemampun Rasio Raisah dalam berargumen menurut bapak baik juga loh, bapa simpulkan dari cerita, saat Raisah mau minum es buatan Nene Koneng.
“Jangan makan es nanti Raisah Pilek” tegur mama sambil membuka es yang sama sebanyak 3 biji dan ditungkan kedalam gelas.
“Raisah makan es-nya satu aja ko, kalo mama 3, mama yang nanti Pilek” kata Raisah dengan lugunya
“???????”Mama
Oh ya, hal luar biasa yang juga tidak bisa bapak pungkiri terkait dengan kemajuan Raisah, bapak ingat saat Raisah berumur kurang dari 2 tahun mampu mengenal semua teman Main Raisah, termasuk mencocokan teman-teman Raisah dengan orang tua mereka. Tidak kalah menakjubkan Raisahpun mengenal teman-teman Bapa di LBH Kaltim, semua yang sempat berkenalan Raisah di Balikpapan, selalu Raisah sebutkan nama-namanya dengan baik.
Hal Lain, yang masih Bapak ingat, waktu Raisah meminta untuk dibelikan peloampung, Raisah meraung-raung meminta pelampung yang berharga murah. Begitu juga saat Raisah minta dibelikan gitar.
“Pa belikan gitarnya di Balikpapan aja, di Balikpapan harga gitarnyakan Murah, ya kan Pa” kata raisah memesan kepada bapa sebelum pergi ke Balikpapan beberapa waktu lalu.
Profil Raisah menurut Bapak sangat menarik, cerdas, menakjubkan dan sangat istimewa bagi Kami.
Teori Pengembangan Anak
Beberapa waktu lalu Bapa sempat membaca mengenai teori pengembangan anak kiriman di Email Bapa, dalam teori itu disebutkan, banyak orang ketika dewasa tidak mampu mengambil / membuat keputusan dan tidak memiliki kemampuan dalam mengungkapkan ide atau pandangan yang ada dibenaknya, hal tersebut disebabkan karena orang tersebut mengalami satu system pendidikan masa kecil yang menempatkan dirinya menjadi objek yang berada dibawah kepentingan orang tuannya dan kepentingan orang-orang dewasa disekitarnya (seperti guru). Semua hal yang berhubungan dengan dirinya selalu ditentukan oleh orang tuanya, dari kecil hingga dewasa orang tua begitu dominan, pendapat, idea tau luapan perasaan selaludiabaikan, yang lebih parah menganggap bahwa pandangan si anak tidak pernah benar, dan hanya padangan orang tualah yang benar.
Ketika masuk kedunia sekolah dasar (SD) banyak guru yang mengkerdilkan orang-orang yang tidak bisa matematika, dengan sebutan negatif. Dimasa keeamasan antara usia 0 – 11 tahun banyak diantara kita termasuk Bapak menghadapi situasi seperti itu. Banyak teman Bapak yang mengalami situasi demikian ketika kuliah tidak memiliki keberanian, selalu jadi pengikut bukan penerobos, menjadi objek yang ditentukan situasi bukan sebaliknya menjadi subjek yang menciptakan situasi, yang lebih parah pilihan kuliahpun karena dipaksa oleh orang tuanya, tidak heran disekitar Bapa banyak terdapat orang yang gagal mental, inferior, rendah diri mencari pelarian dengan cara-cara yang tidak konstruktif.
Berkaca dari pengalaman Bapa dan Mama dan pengalaman banyak orang kami bersepakat untuk menciptakan situasi pendidikan buat Raisah sehingga ketika Raisah Dewasa kelak dapat menjadi seorang yang mampu membuat keputusan dan mampu mengungkapkan perasaan, ide-ide, keluh kesah secara frontal.
Mungkin ini dulu catatan Bapa untuk Raisah Zahra sayang, sebagai hadiah ulang tahun yang ke-3.
InsyaAllah Bapa akan selalu membuat catatan ulang tahun buat Raisah di tahun-tahun mendatang.
Love u
Balikpapan, 24 November 2010
Bapamu
HD
Asalammualaikum Wr, Wb
Tulisan singkat ini Bapa buat sebagai ucapan selamat ulang tahun untukmu Raisah Zahra yang pada tanggal 18 November 2010 lalu kamu ganjil berumur 3 tahun. Saat tulisan ini bapa buat bapa masih menjadi aktivis LBH Kaltim, seorang yang masih ingin memperjuangkan ide-ide pembelaan, bantuan hukum terhadap masyarakat yang buta hukum, marginal dan kehilangan akses atas keadilan. Umur LBH Kaltim masih berumur kurang lebih 1,5 tahun lebih muda dari umurmu yang udah beranjak 3 tahun. LBH Kaltim yang sedang bapa bangun dengan beberapa kawan memang hingga saat ini belum bisa bermanfaat lebih terhadap pemenuhan ekonomi orang-orang didalamnya, meskipun demikian kerja-kerja bantuan hukum masih tetap berjalan. Jika kelak kamu udah bisa membaca surat ini dan LBH Kaltim masih eksis ingatlah bahwa itu terjadi karena keIkhlasan kalian (kamu dan Mamamu) yang mensuport bapa hingga detik ini.
Raisah Zahra sayang, memang perayaan ulang tahunmu kemaren, tidak semeriah sebagaimana orang tua merayakan ulang tahun untuk anak-anaknya yang tercinta tidak ada hidangan mewah, makanan dan minuman berwarna-warni beraneka rasa, balon, tamu lengkap dengan permainan hiburan untuk ulang tahun serta kado, bukan karena kami tidak menyayangimu tapi kami (bapa dan mamamu) memang sejak awal berkomitment untuk mendidikmu dengan hal-hal yang wajar, tidak berlebihan dan apa adanya, sehingga perayaan ulang tahunmu hanya dengan kue tar tanpa make-up dan lilin teplok (bukan yang khusus untuk perayaan ulang tahun tapi untuk penerang saat gulita) karena hanya itu yang kami mampu, meskipun demikian kamu dengan semangatmu menyanyikan lagu selamat ulang tahun berlirik inggris, entah kau tahu bahwa itu adalah perayaanmu atau tidak, hanya bapa, mama dan sepupumu odel saat itu (malam tanggal 17 November 2010, H-1), tanpa kado (sesuatu yang dibungkus dengan rapi dan berisi sesuatu yang mengejutkan).
Mamamu sejak kamu lahir telah memberikan kado berharga untukmu, kebiasaan-kebiasaan yang baik seperti membaca buku, mengajarkan berbagai doa dan kasih sayang tak terhingga tentunya semuanya yang berhubungan dengan pemenuhan jiwamu. Karena memang kami berkomitment mewariskan budaya yang baik terhadapmu. Sedangkan Bapa hanya mampu memberikan kado berupa catatan-catatan ucapan ulang tahun seperti yang kau baca saat ini, dan bapa pernah menyampaikan komitment untuk menghadiahkan catatan-catatan sebagai kado ulang tahunmu kemamamu beberapa waktu lalu, karena memang saat ini yang paling bisa bapa berikan adalah catatan-catatan kecil yang semuanya berisi tentangmu. All About Raisah Zahra mungkin suatu saat kau namakan catatan bapa ini, he he he
Kenapa catatan yang menjadi kado? mengutip apa yang diungkapkan oleh Pramoedya Ananta Toer salah seorang novelis kenamaan Indonesia yang bapa dan mama gandrungi, dia mengungkapkan makna sebuah catatan “Karena kau menulis suaramu takan pernah hilang, dia akan selalu hidup hingga jauh”, dan mungkin ini cara bapa mengenalkan budaya positif yakni budaya tulis-menulis yang mulai ditinggalkan banyak orang, yang beralih kepada budaya Audio dan visual (suara dan gambar). Micahael Focult seorang tokoh Post Strukturalis menyebutkan bahwa menulis merupakan pembentukan arsip cultural-Intelektual, dan menurut bapa banyak perubahan-perubahan dunia, revolusi Isalam Iran dan berbagai perubahan lain disudut-sudut dunia dipicu oleh budaya tulis-menulis, melalui tulis-menulislah sejarah kemudian digerakan (masih menurut bapa, hipotesis dari beberapa buku yang bap abaca).
Kemaren malam (tanggal 23 November 2010) sekitar pukul 19.00 wita meneleponmu bapak terkejut takjub mendengar komentar Raisah
“bapa aku lagi sibuk nonton, jangan ganggu ya, ngomong sama mama aja dulu, nanti telpon lagi” katamu melalui bilik telpon membuatku tertawa geli an takjub. Geli karena untuk umur 3 tahun kamu memiliki kemampuan komunikasi yang luar biasa, takjub karena Raisah tidak membatasi diri untuk berani mengungkapkan pendapat.
Atau ungkapanmu yang selalu membuat bapa kangen kepadamu
“Hallo bapa, Raisah Sayang sama Bapa”
Kerap kali juga Raisah bercerita tentang aktivitas yang Raisah lakukan saat bapa menelpon, bapak ingat ketika bapanya Gemilang sakit dan Raisah dengan empatik menceritrakan kepada Bapa
“Bapa, tadi bapa bo pulang kerja, dia sakit muntah-muntah lo, baru dia dibawa kerumah sakit” ungkapmu saat itu
Bapa juga ingat ceritamu soal Ebo (Muhammad Gemilang, sepupumu) yang pingsan
“bapa, ebo sakit loh, dia tadi pingsan loh, dia sakit, baru dibawa kerumah sakit” ceritamu dengan nada empatik
Terkadang juga dengan mendadak ketika bapa menelpon atau ketika mama yang menelpon bapa, kau menceritrakan aktivitasmu kepada bapa, aku sedang belajarloh, atau sedang negdot atau sedang nete, main dan sebagainya.
Hal lain yang membuat ketawaku tidak henti adalah ceritra mamamu kepada bapa, saat kalian mandi bareng, dengan lugu dan polosnya kau menasehati mamamu.
“Mama coba bedandan yang cantik biar Bapa senang”
yang juga tidak bisa bapa lupakan tentang "komitment", kami tahu kebiasaanmu ketika ketempat anga (ma Amel) selau minta sesuatu, suatu malam (bapak lupa persisnya kapan) kamu meminta kami menemani ke tempat angamu untuk nonton film kegemaranmu DORA, sebelum pergi bapak memberikan penawaran komitmen, “bapa-mama mau menemani Raisah Nonton DORA tapi harus komitmen untuk tidak belanja” kata Bapa saat itu sambil menjulurkan tangan komitmen, Raisah kemudian menjabat tangan Bapak sambil berujar “Komitment”.
“Komitment apa” Tanya bapa saat itu
“Komitment untuk tidak belanja” jawab Raisah dengan lugas dan lantang
Sesampainya ditempat anga, sepanjang nonton Raisah memang memenuhi Komitment tidak belanja di warurng anga, hanya menononton, kurang lebih setelah 1 (satu) jam Raisah menonton akhirnya pandangan Raisah bergerak kearah makanan yang berada di warung Anga, Sosis, sempat Raisah meraih salah satunya, sontak makanan itu Raisah kembalikan saat bapa Mengingatkan “komitmenya Raisah Apa?”. Akhirnya sepanjang menonton DORA raisah tidak menuntut makanan yang Raisah gemari.
Bapa dan Mama merasakan takjub luar biasa dengan Raisah saat itu, mampu berkomitment terhadap apa yang sudah diputuskan.
Semua hal luar biasa itu terjadi saat umur Raisah kurang dari 3 tahun loh.
Hampir lupa, kemampun Rasio Raisah dalam berargumen menurut bapak baik juga loh, bapa simpulkan dari cerita, saat Raisah mau minum es buatan Nene Koneng.
“Jangan makan es nanti Raisah Pilek” tegur mama sambil membuka es yang sama sebanyak 3 biji dan ditungkan kedalam gelas.
“Raisah makan es-nya satu aja ko, kalo mama 3, mama yang nanti Pilek” kata Raisah dengan lugunya
“???????”Mama
Oh ya, hal luar biasa yang juga tidak bisa bapak pungkiri terkait dengan kemajuan Raisah, bapak ingat saat Raisah berumur kurang dari 2 tahun mampu mengenal semua teman Main Raisah, termasuk mencocokan teman-teman Raisah dengan orang tua mereka. Tidak kalah menakjubkan Raisahpun mengenal teman-teman Bapa di LBH Kaltim, semua yang sempat berkenalan Raisah di Balikpapan, selalu Raisah sebutkan nama-namanya dengan baik.
Hal Lain, yang masih Bapak ingat, waktu Raisah meminta untuk dibelikan peloampung, Raisah meraung-raung meminta pelampung yang berharga murah. Begitu juga saat Raisah minta dibelikan gitar.
“Pa belikan gitarnya di Balikpapan aja, di Balikpapan harga gitarnyakan Murah, ya kan Pa” kata raisah memesan kepada bapa sebelum pergi ke Balikpapan beberapa waktu lalu.
Profil Raisah menurut Bapak sangat menarik, cerdas, menakjubkan dan sangat istimewa bagi Kami.
Teori Pengembangan Anak
Beberapa waktu lalu Bapa sempat membaca mengenai teori pengembangan anak kiriman di Email Bapa, dalam teori itu disebutkan, banyak orang ketika dewasa tidak mampu mengambil / membuat keputusan dan tidak memiliki kemampuan dalam mengungkapkan ide atau pandangan yang ada dibenaknya, hal tersebut disebabkan karena orang tersebut mengalami satu system pendidikan masa kecil yang menempatkan dirinya menjadi objek yang berada dibawah kepentingan orang tuannya dan kepentingan orang-orang dewasa disekitarnya (seperti guru). Semua hal yang berhubungan dengan dirinya selalu ditentukan oleh orang tuanya, dari kecil hingga dewasa orang tua begitu dominan, pendapat, idea tau luapan perasaan selaludiabaikan, yang lebih parah menganggap bahwa pandangan si anak tidak pernah benar, dan hanya padangan orang tualah yang benar.
Ketika masuk kedunia sekolah dasar (SD) banyak guru yang mengkerdilkan orang-orang yang tidak bisa matematika, dengan sebutan negatif. Dimasa keeamasan antara usia 0 – 11 tahun banyak diantara kita termasuk Bapak menghadapi situasi seperti itu. Banyak teman Bapak yang mengalami situasi demikian ketika kuliah tidak memiliki keberanian, selalu jadi pengikut bukan penerobos, menjadi objek yang ditentukan situasi bukan sebaliknya menjadi subjek yang menciptakan situasi, yang lebih parah pilihan kuliahpun karena dipaksa oleh orang tuanya, tidak heran disekitar Bapa banyak terdapat orang yang gagal mental, inferior, rendah diri mencari pelarian dengan cara-cara yang tidak konstruktif.
Berkaca dari pengalaman Bapa dan Mama dan pengalaman banyak orang kami bersepakat untuk menciptakan situasi pendidikan buat Raisah sehingga ketika Raisah Dewasa kelak dapat menjadi seorang yang mampu membuat keputusan dan mampu mengungkapkan perasaan, ide-ide, keluh kesah secara frontal.
Mungkin ini dulu catatan Bapa untuk Raisah Zahra sayang, sebagai hadiah ulang tahun yang ke-3.
InsyaAllah Bapa akan selalu membuat catatan ulang tahun buat Raisah di tahun-tahun mendatang.
Love u
Balikpapan, 24 November 2010
Bapamu
HD
Komentar
Posting Komentar