mengawali karir sebagai Wakar, Kini dia menjadi Direktur Utama


Sebagaimana umumnya orang yang masuk kerja untuk pertama kalinya gugup, gerogi, hanya senyum-senyum dan mengangguk ketika bertemu dengan orang-orang baru yang akan menjadi rekan kerja. Itupun yang saya alami ketika untuk pertama kali masuk kerja di PT. BPR Dhanarta Dwiprima (Bank Dhanarta), hanya senyum dan anggukan yang saya berikan ketika berpapasan dengan orang-orang yang akan menjadi rekan kerja, begitupun pertemuan saya dengannya, lelaki sederhana dengan kisaran umur 45-50 tahun, katika berpapasan denganya pada saat pertama kali datang, kami hanya saling melempar senyum dan anggukan.

Pertemuan denganya saya anggap biasa karena menurut penerawangan pribadi saya dia hanya orang biasa, mungkin hanya salah seorang pegawai senior Bank Dhanarta, sehingga pada pertemuan pertama tersebut tidak ada obrolan, maklum selain gugup dan gerogi saat itu saya sedang mengumpulkan kepercayaan diri, dan dihajar lelah perjalanan Balikpapan-Bontang yang memakan waktu sekitar 5 jam lebih, yang menyebabkan hasrat untuk berbasa-basi tiada. Saya masih ingat ingat kejadian berpapasan dengan dia pada selasa 22 februari 2011.

Sekitar pukul 15.45 di hari yang sama, saya diundang Presiden Komisaris Bank Dhanarta untuk diperkenalkan dengan Direksi dan Managemen Bank Dhanarta disalah satu ruang rapat kantor pusat, betapa terkejutnya saya ketika memasuki ruang rapat lelaki yang 2 (dua) kali berpapasan dengan saya ada diruangan itu, saya semakin terkejut ketika Presiden Komisaris Bank Dhanarta memperkenalkan dia sebagai Direktur Utama Bank Dhanarta, Direktur Utama salah satu Bank Perkreditan Rakyat yang terbesar di Kalimantan Timur. “Orang yang berpapasan dengan saya ternyata Direktur Utama Bank Dhanarta, calon bosku” gumamku dalam hati.

Siapapun yang berada di posisi saya, bisa dipastikan akan mendapatkan kesan yang sama dengan apa yang saya rasakan, bagaimana tidak wajah dan perawakannya jauh untuk disebut Direktur Utama sebuah BPR Besar, wajahnya sangat biasa (meminjam gaya bahasa Moh Mahfud MD, dia tidak memiliki potongan dan jahitan sebagai Presiden, presiden dirubah jadi Direktur Utama), begitupun dengan kualitas penampilannya, pakaian yang digunakan tidak jauh berbeda dengan kebanyakan karyawan di bank Dhanarta, ketika saya temui pertama kali dia sedang berada dengan banyak karyawan yang berpakaian sama denganya (atasan putih dengan celana hitam). Ketika mendengar kata Direktur Utama fikiran kita akan mengarah pada sosok dengan jas dilengkapi dengan dasi yang membuatnya berbeda dengan karyawannya, diikuti dengan gaya bahasa yang agak sulit di pahami awam. Direktur utama yang saya temui saat itu begitu berbeda, dari segi penampilan sangat sulit membedakan dia dengan karyawannya, sikap dan penampilannya jauh dari kesan seorang Direktur.

Ruangan kerja kami kebetulan bersebelahan, diminggu-minggu pertama kerap kali dia menyambangi saya, untuk berdiskusi atau menanyakan kenyamanan dengan kerjaan saya di Bank Dhanarta. Suatu ketika saya terlibat dalam pembicaraan yang membuat kesan saya semakin mendalam terhadapnya, ketika saya menanyakan tentang pengalamanya pertama kali kerja di Bank Dhanarta, dengan gayanya yang tenang dan bahasanya yang sederhana (low contex) dia menceritakan tentang awal pertama kali menginjak Bontang sampai akhirnya bekerja di Bank Dhanarta, saya terkejut ketika dia mengungkapkan bahwa awal dia bekerja di PT. BPR Dhanarta Dwiprima yang saat ini dipimpinya adalah sebagai Wakar (satpam) PT. BPR Dhanarta Dwiprima tahun 1991.

Hampir semua jabatan pekerjaan di Bank Dhanarta dia pernah geluti, dari pelaksana hingga bagian managemen. Selain sebagai wakar, dia pernah menjadi AO (Acount officer) yang bertugas mencari dana pihak ketiga (nasabah tabungan dan deposito) dan mencari nasabah kredit, bertugas di Kas keliling yang menghimpun dana tabungan di pasar-pasar (semacam tabungan berjalan), menjadi kepala kantor Kas, menjadi kepala pengembangan sumber daya manusia (HRD) dan saat ini menjadi nahkoda Bank Dhanarta. Di lain kesempatan dia juga menceritakan kepada saya tentang pengalaman hidupnya sebelum bekerja di Bank Dhanarta sangat mengesankan.Pengalaman hidupnya sejak awal bekerja di Dhanarta hingga saat ini membuat saya terkejut sekaligus takjub. Terkejut karena saya berhadapan dengan orang yang telah sukses menciptakan sejarah bagi kehidupnya dan mungkin bagi keluarganya, sukses melakukan penakulakan terhadap kenyataan dan takjub karena apa yang dia lakukan sangat luar biasa dan sangat sedikit orang yang bisa seperti dia, dia berhasil melakukan lompatan besar mentrasformasi kedudukanya dari seorang wakar menjadi seorang Dirktur Utama PT. BPR Dhanarta Dwiprima.

Ketika banyak orang yang menyerah pada kenyataan dan berfikir mustahil meraih apa yang dia cita-citakan bagi saya dia adalah cermin untuk melihat bahwa sepahit apapun hidup akan bisa ditaklukan, dia adalah simbol kerja keras, simbol penaklukan, simbol pantang putus asa, simbol harapan dan dia adalah simbol pembenar atas pernyataan bahwa tidak ada yang tidak mungkin, dia adalah Wasis, namanya begitu sederhana seperti penampilan dan perawakannya.

Bontang, 24 April 2011

Komentar

Postingan Populer