Celoteh Anakku di Telpon

Anakku "Raisah Zahra" telah berumur 2 tahun (lebih 6 bulan, 29 hari, saat tulisan ini di buat), di usianya yang masih belia, kemampuan komunikasinya sudah sangat baik, dia mampu melavalkan kata-kata dengan sempurna (subahallah), keunikan dalam komunikasi yang kutemukan dalam keseharian ngobrol dengannya dia sudah mampu meletakan sisi psikis dalam komunikasinya (mempertimbangkan keadaan psikis lawan bicara), hal yang membuatku tak henti-hentinya berdecak kagum dan bertasbih adalah ketika dia masih berumur kurang dari 2 tahun (saya kurang tahu persisnya), Raisah (Zahra) mampu mengenali teman-teman bermainya dengan menyebut namanya satu persatu dan sekaligus mengidentifikasi orang tua dari temannya tersebut, pada usia yang masih belia dia juga sudah mengenali hampir semua huruf abjad (kapital), disaat lain karena seringnya mengikuti istriku mengajar ngaji di Masjid dekat rumah dia sering melafaskan abjad arab.

kebetulan aku dengan mereka (Raisah Zahra dan Istriku), belum tinggal bersama yang menyebabkan kami sering berjauhan, keadaan ini sering membuat perasaan kangen menyelinap. kerap kali perasaan kangen itu bersambut dengan teleponku kemereka atau sebaliknya mereka menelponku, dari percakapan telpon dengan anakku kerap kali membuatku haru dan kagen menjadi-jadi. berikut ini beberapa petikan telp yang masing mengisi memori kepala, yang kebetulan belum menjadi bagian alam bawah sadar:

Aku : "Asalammualikum"
Raisah Zahra : "Waalikum salam, hallo bapa, bapa dimana"
Aku : "Bapa di balikpapan, raisah lagi ngapain"
Raisah : "Raisah lagi bobo (terkadang ketika sedang bermain dengan mamanya dia akan sebut dengan mamanya, dia menjawab sesuai dengan aktivitasnya), bapa sekolahkah di balikpapan"
Aku : "ia bapa lagi sekolah, Raisah juga di rumah belajar ya"
Raisah : " ia pa (dengan nada mengayun, mengamini)"
Aku : "Raisah jangna suka nangis ya n merepoti mama"
Raisah :"Ia pa (masih dengan nada yang sama), terkadang di lanjuti raisah kangen sama bapa"
Aku : "Bapa juga kangen sama Raisah, jangan lupa sholawat"
Raisah : "Alahuma Shali Ala Muhammad Wa Ali Muhammad (sejurus setelah ku ajak bershalawat di menyambut dengan sigap), pa udah dulu ya raisah mau....(tergantung dengan situasinya)"

yang lain :

Raisah : "Asalammualikum pa" sapa dia dengan suara anak-anaknya yang riang dan menyenangkan "bapa udah makankah"
Aku : "Waalaikumsalam (lengkap), alhamdulillah bapa sudah makan"
Raisah : "Bapa, bapa kalo pulang belikan raisah telpon-telponnan ya"
Aku : "ia, tapi tergantung keuangan bapa ya" ketika aku jawab seperti itu sontak raisah akan berteriak gembira yang kerap aku dengar melalui telpon
Raisah :"hore-hore bapakku mau belikan telpon-telponnan" teriaknya kegirangan, sejurus kemudian di lanjutkan "bapaku hebat, bapakku hebat, aku sayang bapa" teriaknya dan sejurus kemudian dilanjutkan dengan "terima kasih ya pa, raisah sayang (kata sayang di tekan) sama bapa"

mungkin itu beberapa catatan kecilku di telpon dengan anakku Raisah Zahra (pemimpin yang bercahaya)

ya Allah perkenankan dia menjadi orang yang kau cintai karena perbuatan baiknya terhadap sesama manusia karena engkau dan perkenankan kami mampu mendidiknya sebagaimana yang kau kehendaki. karena hanya engkau yang mengetahui apa yang layak bagi kami.

salam

Komentar

Postingan Populer