Mata Rantai Lemah
sekitar 3 hari lalu (tanggal 8 april 2011) phoncellku berbunya tanda ada pesan singkat dari nomor yang tidak kukenal, ternyata pesan tersebut datang dari Wawan Sanjaya teman di Lembaga Bantuan Hukum Kalimantan Timur Pos Balikpapan (selanjutnya baca LBH Pos Balikpapan), ada berita mengejutkan yang dia kabarkan lewat pesan singkat tersebut, dalam pesannya Wawan mengatakan bahwa kawan kami seorang aktivis serikat pekerja pengemudi taxi kokapura telah mengundurkan diri sebagai sekretaris serikat dan memilih menerima tawaran managemen Kokapura untuk menjadi kepala unit.
membaca pesan tersebut tiba-tiba fikiranku bergerak pada peristiwa ketika kami (kawan-kawan LBH Pos Balikpapan) bersama dengan serikat pengemudi taxi kokapura melakukan advokasi dalam memperjuangkan status dan hak ketenagakerjaan pengemudi taxi kokapura, dan kawan yang mengundurkan diri tersebut termasuk orang yang paling getol, gigih dalam melakukan perjuangan-perjuangan tersebut dari sisi pengurus serikat, yang bersangkutan kerap kali ke kantor LBH Pos Balikpapan, untuk mendiskusikan masalah hukum dan strategi advokasi, sampai-sampai dalam fikiran kami menganggap bahwa yang bersangkutan adalah tokoh utama, bahkan tidak berlebihan jika disebut sebagai nyawa tim.
sejak perkenalan kami dengannya pada november 2009 saat pelatihan advokasi buruh yang kami adakan kerjasama dengan lembaga perburuhan jakarta, sangat kelihatan mental dan komitmentnya, keinginan belajarnya sangat kuat, kata-katanya lantang dan tanpa basa-basi, bahkan belakangan ketika perjuangan serikat pekerja pengemudi taksi kokapura menunjukan hasil positif karena peran besarnya, menyebabkan kami (kawan-kawan di LBH Pos Balikpapan) harus mengakui bahwa dia telah mencapai kualitas seorang paralegal (meminjam bahasa kawan di HMPS Hukum, Pokrol) untuk isu perburuhan.
mengingat komitmentnya, perjuangannya, semangatnya yang rela berkorban: mengabaikan kepentingan pribadinya untuk kepentingan pengemudi taxi kokapura, semangatnya untuk terus belajar dan membangun kemandirian serikat pengemudi taxi kokapura, mengingat bagaimana dia menjadi pendebat yang hebat dalam bipartit di dinas tenagakerja dan sosial kota balikpapan dalam berhadapan dengan managemen, bagaimana dia mengupayakan pencatatan terhadap serikat sehingga memiliki hak hukum yang dilindungi undang-undang, rasanya tidak mungkin dia melakukan tindakan se picik itu, pengkhianatan (kata populer yang sering digunakan terhadap seseorang kawan yang berpindah menjadi pihak lawan dalam satu pertempuran). tidak hanya dari Wawan, selang beberapa saat saya menerima SMS dari ketua serikat pengemudi taxi kokapura yang menjelaskan bahwa yang bersangkutan sudah bukan lagi pengurus serikat.
ku coba tenangkan diriku, selama 1 hari, setelah perasaanku tenang saya mengirim pesan singkat kepada yang bersangkutan pada sabtu malam (9 april 2011), isi pesan saya "salam. saya dapat kabar entah ini bahagia atau tidak, mas .... naik jabatannya jadi orang managemen kokapura, betulkah?" tidak butuh waktu lama setelah pesan tersebut terkirim yang bersangkutan menelpon saya, dalam telpon tersebut dia menjelaskan kenapa mengambil keputusan tersebut.
setidaknya ada beberapa hal yang masih terekam dalam memoriku: pertama kemudurannya disebabkan karena komunikasi antara dirinya dengan ketua serikat selama ini tidak terjalin dengan baik, ide-ide mereka sulit menyatu, menurutnya ketua serikat kerap mengambil langkah-langkah tanpa mempertimbangkan kepentingan anggotanya, mengambil keputusan sepihak (sendiri) tanpa melalui musyawarah ditingkat pengurus, selain itu menurutnya juga sebagai ketua serikat yang juga bekerja di Kokapura yang bersangkutan kerap mengabaikan kewajiban, dengan seperti itu bagaimana mungkin menjadi figur dalam memperjuangkan hak pengemudi kedua menurutnya pengemudi perlu punya kepanjangan tangan di tingkat managemen yang dapat membantu supir ketika ada persoalan.
dua alasan tersebut yang saya tangkap dari obrolan sekitar 30 menit melalui telepon dengan yang bersangkutan, memang saya dan mungkin juga kawan-kawan di LBH Pos Balikpapan mengakui bahwa dalam banyak pertemuan serikat pekerja pegemudi taxi kokapura di kantor LBH Pos Balikpapan kerap terjadi perselisihan pendapat diantara keduanya yang menurut saya sudah sampai level memuakan, terhadap persoalan tersebut kerap kami komunikasikan. bukan bermaksud mempersalahkan satu atau keduanya yang jelas hubungan dua tokoh pengemudi ini memang renggang dalam ide-ide (tidak tahu kalo dalam pertemanan).
selaian dua alasan tersebut kecurigaan lainpun akhirnya muncul apakah sikap konfrontatif yang selama ini dia tunjukan sebagai pengurus serikat pekerja dalam memperjuangkan hak pengemudi taksi kokapura berhadapan dengan managemen merupakan strategi seperti yang diungkapkan oleh aktivis HMPS Hukum: Rikip sebagai upaya untuk direkrut (merapat)? atau perjuangan yang dilakukan selama ini memang murni, tetapi managemen mencoba melakukan pengurangan kekuatan di tingkat serikat dengan mengambil tokoh yang paling mempengaruhi kepercyaan diri pengemudi dan serikat, yang dianggap sebagai nyawa gerakan serikat, dan kebetulan ketika tawaran tersebut datang yang bersangkutan dalam keadaan mengalami berbagai kesulitan ekonomi sehingga gayuh bersambut, sebagaimana diungkapkan salah seorang yang juga tokoh pengemudi taksi kokapura melalui telepon kepada saya pada minggu sore (10 april 2011).
dalam percakapan saya dengan yang bersangkutan melalui telepon saya hanya mengatakan kepada yang bersangkutan bahwa apapun posisi sampean, apapun tuduhan yang melayang terhadap sampean tidak perlu di klarifikasi yang melahirkan perdebatan, kalo memang pilihan sampean dipertimbangkan untuk kebaikan kawan-kawan jawab saja dengan bukti, bahwa kerja-kerja sampean sebagai bagian dari managemen tetap berpihak pada pekerja.
mati satu tumbuh berganti, mungkin bagi managemen dengan keluarnya kawan tersebut dari serikat pengemudi dan kemudian menjadi bagian dari managemen akan melemahkan serikat dan memperkuat kedudukan managemen dalam menekan pengemudi, menurut saya tidak, bahwa ini dengan keluarnya kawan tersebut sebaliknya akan melahirkan semangat perlawanan yang lebih massif dan luar biasa, massif karena kebencian kolektif terhadap kawan tersebut melahirkan satu semangat perlawanan yang lebih karena didorong upaya menghakimi kawan tersebut, gerakan akan semakin luar biasa karena ada energi perlawanan plus dengan perginya kawan tersebut menjadi bagian dari managemen.
dan ketika salah seorang pengemudi bertanya tentang posisi LBH Pos Balikpapan, kami tetap akan melakukan pembelaan dalam bentuk pendampingan dan penguatan serikat sehingga upaya-upaya memperjuangkan yang mereka lakukan dapat tecapai dengan upaya yang mandiri. kepergian seseorang yang menjadi nyawa di satu oragnisasi memang sakit dan menyakitkan apalagi ketika yang bersangkutan berada di pihak yang selama ini menjadi musuh, disisi lain kepergian orang tersebut dapat memicu kebangkitan, seperti teori atom bahwa ketidak seimbangan inti atom selalu melahirkan ledakan. dan kita tinggal tunggu ledakan itu terjadi.
hal lain yang menurutku tidak kalah penting, pekerja dan serikat pekerja harus membuktikan diri bahwa mereka pantas memperoleh haknya dengan melaksanakan kewajiban yang terbaik sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan, jika mereka sudah bekerja dengan pantas maka perjuangan merebut hak yang mereka lakukan adalah sah baik dari sudut pandang yuridis maupun sosiologis.
Bontang, 11 April 2011
HD
membaca pesan tersebut tiba-tiba fikiranku bergerak pada peristiwa ketika kami (kawan-kawan LBH Pos Balikpapan) bersama dengan serikat pengemudi taxi kokapura melakukan advokasi dalam memperjuangkan status dan hak ketenagakerjaan pengemudi taxi kokapura, dan kawan yang mengundurkan diri tersebut termasuk orang yang paling getol, gigih dalam melakukan perjuangan-perjuangan tersebut dari sisi pengurus serikat, yang bersangkutan kerap kali ke kantor LBH Pos Balikpapan, untuk mendiskusikan masalah hukum dan strategi advokasi, sampai-sampai dalam fikiran kami menganggap bahwa yang bersangkutan adalah tokoh utama, bahkan tidak berlebihan jika disebut sebagai nyawa tim.
sejak perkenalan kami dengannya pada november 2009 saat pelatihan advokasi buruh yang kami adakan kerjasama dengan lembaga perburuhan jakarta, sangat kelihatan mental dan komitmentnya, keinginan belajarnya sangat kuat, kata-katanya lantang dan tanpa basa-basi, bahkan belakangan ketika perjuangan serikat pekerja pengemudi taksi kokapura menunjukan hasil positif karena peran besarnya, menyebabkan kami (kawan-kawan di LBH Pos Balikpapan) harus mengakui bahwa dia telah mencapai kualitas seorang paralegal (meminjam bahasa kawan di HMPS Hukum, Pokrol) untuk isu perburuhan.
mengingat komitmentnya, perjuangannya, semangatnya yang rela berkorban: mengabaikan kepentingan pribadinya untuk kepentingan pengemudi taxi kokapura, semangatnya untuk terus belajar dan membangun kemandirian serikat pengemudi taxi kokapura, mengingat bagaimana dia menjadi pendebat yang hebat dalam bipartit di dinas tenagakerja dan sosial kota balikpapan dalam berhadapan dengan managemen, bagaimana dia mengupayakan pencatatan terhadap serikat sehingga memiliki hak hukum yang dilindungi undang-undang, rasanya tidak mungkin dia melakukan tindakan se picik itu, pengkhianatan (kata populer yang sering digunakan terhadap seseorang kawan yang berpindah menjadi pihak lawan dalam satu pertempuran). tidak hanya dari Wawan, selang beberapa saat saya menerima SMS dari ketua serikat pengemudi taxi kokapura yang menjelaskan bahwa yang bersangkutan sudah bukan lagi pengurus serikat.
ku coba tenangkan diriku, selama 1 hari, setelah perasaanku tenang saya mengirim pesan singkat kepada yang bersangkutan pada sabtu malam (9 april 2011), isi pesan saya "salam. saya dapat kabar entah ini bahagia atau tidak, mas .... naik jabatannya jadi orang managemen kokapura, betulkah?" tidak butuh waktu lama setelah pesan tersebut terkirim yang bersangkutan menelpon saya, dalam telpon tersebut dia menjelaskan kenapa mengambil keputusan tersebut.
setidaknya ada beberapa hal yang masih terekam dalam memoriku: pertama kemudurannya disebabkan karena komunikasi antara dirinya dengan ketua serikat selama ini tidak terjalin dengan baik, ide-ide mereka sulit menyatu, menurutnya ketua serikat kerap mengambil langkah-langkah tanpa mempertimbangkan kepentingan anggotanya, mengambil keputusan sepihak (sendiri) tanpa melalui musyawarah ditingkat pengurus, selain itu menurutnya juga sebagai ketua serikat yang juga bekerja di Kokapura yang bersangkutan kerap mengabaikan kewajiban, dengan seperti itu bagaimana mungkin menjadi figur dalam memperjuangkan hak pengemudi kedua menurutnya pengemudi perlu punya kepanjangan tangan di tingkat managemen yang dapat membantu supir ketika ada persoalan.
dua alasan tersebut yang saya tangkap dari obrolan sekitar 30 menit melalui telepon dengan yang bersangkutan, memang saya dan mungkin juga kawan-kawan di LBH Pos Balikpapan mengakui bahwa dalam banyak pertemuan serikat pekerja pegemudi taxi kokapura di kantor LBH Pos Balikpapan kerap terjadi perselisihan pendapat diantara keduanya yang menurut saya sudah sampai level memuakan, terhadap persoalan tersebut kerap kami komunikasikan. bukan bermaksud mempersalahkan satu atau keduanya yang jelas hubungan dua tokoh pengemudi ini memang renggang dalam ide-ide (tidak tahu kalo dalam pertemanan).
selaian dua alasan tersebut kecurigaan lainpun akhirnya muncul apakah sikap konfrontatif yang selama ini dia tunjukan sebagai pengurus serikat pekerja dalam memperjuangkan hak pengemudi taksi kokapura berhadapan dengan managemen merupakan strategi seperti yang diungkapkan oleh aktivis HMPS Hukum: Rikip sebagai upaya untuk direkrut (merapat)? atau perjuangan yang dilakukan selama ini memang murni, tetapi managemen mencoba melakukan pengurangan kekuatan di tingkat serikat dengan mengambil tokoh yang paling mempengaruhi kepercyaan diri pengemudi dan serikat, yang dianggap sebagai nyawa gerakan serikat, dan kebetulan ketika tawaran tersebut datang yang bersangkutan dalam keadaan mengalami berbagai kesulitan ekonomi sehingga gayuh bersambut, sebagaimana diungkapkan salah seorang yang juga tokoh pengemudi taksi kokapura melalui telepon kepada saya pada minggu sore (10 april 2011).
dalam percakapan saya dengan yang bersangkutan melalui telepon saya hanya mengatakan kepada yang bersangkutan bahwa apapun posisi sampean, apapun tuduhan yang melayang terhadap sampean tidak perlu di klarifikasi yang melahirkan perdebatan, kalo memang pilihan sampean dipertimbangkan untuk kebaikan kawan-kawan jawab saja dengan bukti, bahwa kerja-kerja sampean sebagai bagian dari managemen tetap berpihak pada pekerja.
mati satu tumbuh berganti, mungkin bagi managemen dengan keluarnya kawan tersebut dari serikat pengemudi dan kemudian menjadi bagian dari managemen akan melemahkan serikat dan memperkuat kedudukan managemen dalam menekan pengemudi, menurut saya tidak, bahwa ini dengan keluarnya kawan tersebut sebaliknya akan melahirkan semangat perlawanan yang lebih massif dan luar biasa, massif karena kebencian kolektif terhadap kawan tersebut melahirkan satu semangat perlawanan yang lebih karena didorong upaya menghakimi kawan tersebut, gerakan akan semakin luar biasa karena ada energi perlawanan plus dengan perginya kawan tersebut menjadi bagian dari managemen.
dan ketika salah seorang pengemudi bertanya tentang posisi LBH Pos Balikpapan, kami tetap akan melakukan pembelaan dalam bentuk pendampingan dan penguatan serikat sehingga upaya-upaya memperjuangkan yang mereka lakukan dapat tecapai dengan upaya yang mandiri. kepergian seseorang yang menjadi nyawa di satu oragnisasi memang sakit dan menyakitkan apalagi ketika yang bersangkutan berada di pihak yang selama ini menjadi musuh, disisi lain kepergian orang tersebut dapat memicu kebangkitan, seperti teori atom bahwa ketidak seimbangan inti atom selalu melahirkan ledakan. dan kita tinggal tunggu ledakan itu terjadi.
hal lain yang menurutku tidak kalah penting, pekerja dan serikat pekerja harus membuktikan diri bahwa mereka pantas memperoleh haknya dengan melaksanakan kewajiban yang terbaik sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan, jika mereka sudah bekerja dengan pantas maka perjuangan merebut hak yang mereka lakukan adalah sah baik dari sudut pandang yuridis maupun sosiologis.
Bontang, 11 April 2011
HD
Komentar
Posting Komentar