Kau adalah Guru Bagiku

Keinginannya kuat untuk menjadi seorang guru, menjadi guru adalah cita-cita dalam hidupnya, karenanya untuk mewujudkan cita-cita itu dia memilih masuk ke Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah, mimpinya seperti akan terwujud ketika disemester 8 menjelang akhir perkuliahan sembari melakukan penelitian skripsi di Madrasah Tsanawiyah(MTs) Fatura Rahman Batu Kajang bekas sekolahnya, dia diminta mengajar menggantikan guru yang sedang cuti.

betapa bahagianya dia ketika masa penelitian skripsi di mantan sekolahnya tersebut dia diberikan kesempatan untuk mengajar menggantikan salah satu guru yang sedang cuti, terlebih-lebih ketika kepala sekolah yang juga mantan gurunya, menyarankan dia untuk memasukan lamaran selepas dia tamat dari Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Ibnu Rusyd Tanah Gerogot, tapi sayang, kebahagiaanya menjadi seorang guru tidak gayu bersambut, tawaran yang pernah diajukan kepala sekolah MTs Faturrahman yang juga mantan gurunya tidak kunjung datang, inisiatifnya untuk mengajukan lamaranpun tak terjawab.

dengan kenyataan itu dia tidak berkecil hati, meski cita-cita menjadi seorang guru masih sangat menggembu dalam dirinya harus dikubur untuk sementara, karena goretan pena Lahul Mahfudz ternyata bukan menempatkan dia menjadi seorang guru. Tuhan mentakdirkan lain, karena desakan ekonomi dan kebutuhan hidup, serta untuk membantu suaminya yang masih menyelesaikan studi, akhirnya kesempatan untuk menjadi bendahara di Desanya dia ambil. Setelah melalui ujian dan bersaing dengan satu calon lain yang ingin mendapat tempat yang sama dengan dirinya, dia berhasil, dia terpilih menjadi Bendahara Desa Sungai Terik.

Seorang yang memeliki latar pendidikan guru agama menjadi seorang bendahara desa, yang tidak memiliki pengalaman kebendaharaan sekalipun. Ada konflik batin antara keinginan mewujudkan cita-cita menjadi seorang guru,atau menjalankan profesi yang tidak pernah digelutinya itu. Sebagai jalan untuk melanjutkan kehidupan ekonominya yang seret kepercayaan menjadi bendahara desa dia ambil. Awal masuk kerja sebagai Bendahara Desa, dia sudah berhadapan dengan tantangan untuk mencairkan dana ADD (Alokasi Dana Desa), awal masuk kerja yang langsung mempertemukan dirinya dengan tantangan yang belum pernah dihadapi tetapi harus di taklukan oleh hati dan fikirannya.

Dengan latar pendidikan sebagai seorang guru agama Islam, awalnya banyak yang meragukan kemampuannya untuk bisa menakulakan tantangan tersebut, ternyata keraguan itu mampu dia bantah, meski harus mengorbankan banyak hal, waktu tidurnya menjadi berkurang karena dia harus belajar dengan cepat dalam waktu yang singkat, dia harus mengatasi perselisihan dengan orang-orang yang “mungkin” tidak menyukai keberadaannya di kantor yang kemudian mempersulit dirinya untuk belajar, sebaliknya kondisi ini tidak membuatnya mundur kemudian menanggalkan jabatannya, justru dia menjadi pribadi mandiri dalam mendidik dirinya menjadi seorang Bendahara desa, dia telah merubah tantangan menjadi peluang untuk menjadi paham banyak tentang bendahara desa dengan caranya sendiri, dan merubah masalah (latar pendidikannya, rekan kerjanya yang tidak kooperatif terhadapnya) menjadi kesempatan untuk belajar memahami sesuatu yang baru secara autodidak.

Semua keraguan, cibiran yang dilekatkan pada dirinya harus ditelan kembali oleh mereka yang pernah mengutarakan, karena tidak butuh waktu lama, hanya sekitar 1 (satu) tahun dia telah memahami dengan baik peran Bendahara Desa bahkan jauh dari yang seharusnya, kerja kerasnya terbayar, karena pihak Kabupaten sering menjadikan laporan keuangannya sebagai cermin bagi desa-desa lain, bahkan laporannya keuangan desa yang dia buat diterima oleh pihak kecamatan dan kabupaten tanpa melalui pemeriksaan.

2 (dua) tahun dia telah menjabat sebagai bendahara desa, tidak adalagi keraguan, sindiran terhadap kemampuannya, mungkin goretan takdir tidak menghantarkan dirinya menjadi seorang guru formal, yang mengajar dalam institusi pendidikan yang berhadapan dengan anak-anak yang berseragam, tetapi Allah SWT menakdirkan dia menjadi guru yang jauh lebih besar dari seorang guru formal, kerjakerasnya, semangatnya menaklukan tantangan dan masalah, caranya merubah keraguan banyak orang menjadi keyakinan terhadap dirinya, merupakan pembelajaran yang luar biasa yang dia berikan, yang hanya dimiliki oleh seorang guru.

Sebagaimana cita-citanya untuk menjadi seorang guru, pada dasarnya dia telah menjadi guru, dia telah menjadi cermin dikantornya, menjadi cermin bagi rekan-rekannya sesama bendahara desa di kecmatan Batu Kajang dan Kabupaten Paser, dia telah menjadi guru yang mengajarkan tentang kerja keras, pengorbanan bagi anak-anaknya kelak, dan dia juga menjadi guru bagi diriku tentang bagaimana menjadi seroang yang berarti. Dan dia adalah Istriku Jubaidah Spdi.


Bontang, 28 April 2011-04-28



HD

Komentar

Postingan Populer