Memburu Dukungan Tokoh Masyarakat
Dapur "Bang Saku"
Sejak “Kantongku Tong Sampahku”
dideklarasikan pada agenda Gerakan
Sosial aktivis Twitter Balikpapan di lapangan merdeka beberapa waktu lalu, upaya
menyiarkan gerakan ini kepada masyarakat luas menjadi sesuatu yang sangat
penting. Kegiatan menyebarluaskan kesadaran ini dilakukan melalui radio, SMART
FM, pembuatan stiker dan Website “Kantongku Tong Sampahku”.
Dalam upaya penyerbarluasan dan
penerimaan ide ini melalui Website dan Jejaring Sosial oleh masyarakat luas,
maka “Bang Saku” merencanakan untuk mengumpulkan dukungan tokoh-tokoh yang
dikenal sebagai figur yang berpengaruh bagi masyarakat dalam bentuk pernyataan dukungan
mereka dan Foto yang sedang memamerkan stiker “Kantongku Tong Sampahku”. Strategi
tersebut dalam ilmu propaganda disebut dengan guilt or glory by association (pinjam ketenaran), menggunakan ketenaran seseorang untuk membangun opini terhadap ide
(rencana) yang didukung sehingga mudah diterima masyarakat luas (baca sastra propaganda).
Untuk memburu dukungan tersebut kami
putuskan untuk selalu hadir dalam seminar dan kegiatan-kegiatan yang di
dalamnya mengundang tokoh-tokoh yang berpengaruh di masyarakat baik kami
diundang ataupun hanya mendapatkan informasi kegiatan dari orang lain.
Tokoh masyarakat yang pertama dan kedua memberikan dukungan gerakan “Kantongku Tong Sampahku” adalah
wakil menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Widjajono Partowidagdo dan
pengamat ekonomi dan mantan direktur Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (Pustek)
Universitas Gajah Mada (UGM), Revrisond Baswir. Dukungan kedua tokoh ini
diperoleh ketika Tim Bang Saku menghadiri Seminar Masa Depan Tambang dan Lingkungan
yang diadakan oleh Asosiasi Jurnalis Independen (AJI) Kota Balikpapan,
kehadiran Bang Saku di tempat ini bukan karena undangan, melainkan karena informasi
yang diperoleh dari seorang kawan tentang kegiatan tersebut.
Tokoh berikutnya adalah Anies
Baswedan, pendiri gerakan Indonesia Mengajar, yang menurut beberapa majalah
Internasional termasuk dalam 50 (lima puluh) tokoh muda yang memiliki pengaruh
di dunia. Dukungan Anies Baswedan terhadap gerakan Kantongku Tong Sampahku diperoleh
saat kelas ke-11 Akademi Berbagi Balikpapan di gedung Bank Indonesia
(Balikpapan), Bang Saku sangat beruntung bisa memperoleh dukungan tersebut,
mengingat waktu beliau yang begitu sebentar untuk kelas Akademi Berbagi
Balikpapan.
Selain Anies Baswedan, pada kelas
Akademi Berbagi Balikpapan tersebut kami juga mendapat bonus tokoh muda
Indonesia yang dikenal sebagai salah satu pembawa acara (Host) program
Provokatif Pro Aktif yang disiarkan Metro TV, serta seorang comedy-an yang
beberapa kali mengisi di Stand Up comedy yang juga di siarkan di Metro TV, dia
Panji. Keberadaan Bang Saku di kelas ke-11 Akademi Berbagi sebagai salah seorang
pesertas yang sengaja mengajukan diri untuk mengikuti kelas tersebut.
Pertualangan memperoleh dukungan
para tokoh yang berpengaruh tidak berhenti disitu, kesempatan berikutnya adalah
di acara Pelantikan Dewan Pengarus Daerah (DPD) dan Dewan Pengurus Cabang (DPC)
Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN) Kalimantan Timur, pada 3 Maret 2012 di Hotel
Menara Bahtera. Tidak tanggung-tanggung pada kesempatan ini kami mendapatkan
dukungan dari 2 (dua) orang tokoh advokat nasional pertama adalah DR. Todung Mulya Lubis yang merupakan ketua dewan
pengurus pusat (DPP) IKADIN, mantan Tim Pencari Fakta terhadap dugaan suap di
tubuh KPK dan kedua adalah Taufik
Basari, Direktur dan Pendiri Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Masyarakat, mantan
kuasa hukum Bibit-Chandra dalam drama cicak vs buaya. Dan tokoh daerah dia adalah
Awang Farouk Ishak, Gubernur Kalimantan Timur, Mukmin Faisyal, Ketua Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur, dan ibu Anggi salah seorang
anggota Komisi I DPRD Kota Balikpapan.
Ketika kami, Tim Bang Saku (Saya,
Adhin dan Hadi) sedang asik bercerita di salah satu meja diruang pelantikan DPD
& DPC IKADIN pada Ball Room hotel tersebut, kami tidak menyangka pada meja
sebelah kami ada sosok muda yang sering kami lihat di layar kaca sebagai
pembela Bibit – chandar (matan komisioner KPK jilid 2), dia Taufik Basari,
dengan perasaan gugup bercampur dengan senang akhirnya kami mendekati dia yang
sedang duduk sendir, dengan cepat kami meminta dukunganya, didahului basa-basi,
dengan senang hati dia menyambut baik permintaan kami, yang membuat kami senang
bukan kepayang.
Kesenangan kami tidak berhenti disitu,
ketika acara pelantikan berakhir dan Gubernur telah memberikan sambutan dan
membuka acara dialog Interakitf Transaksi Non Tunai sebagai upaya pencegahan
korupsi, diikuti dengan meninggalkan tempat, kamipun bereaksi, Adhin menyiapkan
senjatanya (kamera), Hadi dengan stiker dengan kalimat basa-basi yang sudah dia
sudah susun dan hapalkan untuk berkomunikasi dengan Gubernur Kalimantan Timur
di luar ruangan. Sebelum mereka keluar Adhin menyempatkan diri meminta dukungan
bu Anggi, anggota komisi I DPRD Kota Balikpapan, kemudian bergerak keluar
ruangan bersama Hadi yang sudah menunggui Gubernur, Mukmin Faisal dan DR.
Todung Mulya Lubis di luar ruangan persis di depan Lif, sedangkan saya hanya
tertegun dan memberikan suport bathin (doa) agar mereka sukses.
Ketika keluar ruangan, saya sudah
melihat Hadi sudah mencegat Gubernur Kalimantan Timur, sambil mengucapkan
kata-kata pembuka untuk meminta dukungan yang sudah dia hapali selama
diruangan, “ini kampanye lingkungan pa tentang bagaiamana menjadikan kantong
sebagai Tong Sampah sementara, jadi kalo gak menemukan tong sampah jangan buang
sampah semabarangan” sayup-sayup kalimat itu yang terdengar, kemudian diikuti
Foto pa Awang dengan sticker Bang Saku.
Yang menarik ketika Mukmin
Faisal, Awang faruk dan Pa Todung Mulya Lubis memasuki lif, saya terkejut
dengan aksi Hadi, dengan cekatan dia ikut memasuki kotak tersebut (lif),
diikuti teriakan memanggil Adhin “Din sini !” dengan lambaian tangan, dengan
kikuk Adhin ikut melangkah ke dalam lif tersebut kemudian pintu lif pun
tertutup, bergerak ke lantai dasar. Sebelum lif tertutup saya sempat melihat
wajah geli pa mumin yang harus terdesak oleh kehadiran 2 (dua) orang muda yang
merasa sebagai orang penting juga sehingga merasa harus berada bersama tokoh
nasional dan daerah tersebut.
Sedangkan aku, kaget dan geli
melihat peristiwa tersebut, dengan cepat kulayangkan pesan singkat kepada
mereka “hanya orang gila yang bisa menikmati hidup” sambil tertawa tak
tertahankan, kemudian dengan segera kulangkahkan kaki kembali ke ruangan,
menunggui mereka.
Tidak lama kemudian mereka pun
datang dengan tawa dan mata bercahaya, dari bahasa tubuhnya mereka puas dengan
apa yang mereka lakukan terhadap tokoh-tokoh di dalam lif.
“Bung benar-benar gila bung” ungkap
Adhin, “gimana dapat gak fotonya?” tanyaku mencari tahu, yang sebanarnya aku
sudah tahu jawabannya, “sukses bung kami dapat gambarnya, asli ini hal gila
yang kulakuin hari ini, gak nyangka ngelakuin yang beginian, tahu gak bung aku
gugup benar di lif tadi” katanya diikuti dengan tawa, “itu karena kau merasa
bahwa mereka memiliki posisi lebih dari kamu bung” jawabku menggunakan argumen
yang pernah dia gunakan ketika aku menyatakan perasaan gugup berhadapan dengan
Anies Baswedan.
Sedangkan Hadi tertawal
terpingkal-pingkal “masa dia (adhin) sempat kayak orang kebingungan di lif
sampai harus kuperintah-perintah” celetuknya dengan gayanya yang khas. “Di
makasih yang hari ini benar-benar hebat” ungkap Adhin, diikuti salam komando,
bentuk kebanggan terhadap apa yang Hadi lakukan, akupun mengulurkan sama
seperti yang dilakukan Adhin.
tidak lama kemudian Adhin pun
pulang, bersama perasaan aneh, menurutnya ini hal gila yang mungkin baru dia
lakukan.
Pengalaman kami di 3 maret 2012
memperoleh dukungan tokoh masyarakat tidak berhenti di pa Todung dan
kawan-kawan, karena malam harinya kami harus menghadiri konser band Efek Rumah
Kaca di kawasan DOME Balikpapan, Band Indi asal jakarta yang di gawangi oleh Cholil Mahmud
(vokalis sekaligus gitar), Adrian Yunan Faisal (bass), Akbar Bagus Sudibyo
(drum), tujuang kami datang ke konser mereka bukan hanya untuk menikmati
lagu-lagu bertema lingkungan, hak asasi, kritik sosial dan budaya mereka,
melainkan untuk meminta dukungan gerakan “Kantongku Tong Sampahku”.
Setelah sekitar 1,5 jam menikmati lagu dan musik yang saya sebut
sebagai musik ironic mereka akhirnya
tibalah saat di mana aksi meminta dukungan kami mulai. Kami bergerak mencoba
menemui mereka di belakang panggung, terdapat beberapa pagar betis mengerumuni
mereka, setelah beberapa saat dengan berani saya terobos pagar betis yang saya
fikir militan ternyata pagar bualan, dengan mudah sudah berada disekitar
mereka, kemudian menyampaikan keinginan “Bung, kami mau minta dukungannya terhadap
gerakan lingkungan yang sedang di usung kawan-kawan” kataku kepada vokalis Efek
rumah kaca, yang nampak kelelahan, yang sama sekali tak kuketahui namanya, “nanti
dulu ya mas, kami masih lelah nih” katanya, dengan kecewa saya kembali keluar
dari barisan pagar semu.
“kalo memang gak memungkinkan gak usah aja bung, aku juga gak bisa
lama-lama karena harus nemani teman-temanku bung” kata Adhin, “ok bung tenang
aja, ada Hadi kok” kataku memaklumi. Beberapa saat kemudian, sekitar 15 menit
beristirahah Efek Rumah Kaca bergerak ketempat konferensi pers, kerumunan massa pun bergerak mengikuti mereka, dan
sosok Hadi yang sejak tadi ada disekitarku ternyata sudah hilang, aku tak
menemukanya lagi, seharusnya dia dengan tubuhnya akan sangat mudah
terindentifikasi, tapi saat itu dia sudah hilang, dugaanku dia sudah berada di
kerumunan muda-mudi yang ingin berfoto (narsis) dengan personel Efek Rumah
Kaca.
Akhirnya aku menunggu di areal yang agak renggang jauh dari hingar
bingar penonton yang hendak berfoto dengan Efek Rumah Kaca, sambil
memperhatikan kerumunan narsis tersebut. “Hadi di mana bung” tanya Adhin yang
ternyata masih berada di lokasi konser bersama temannya, “kayaknya dia berada
di barisan depan kerumunan” jawabku menduga-duga, tidak lama setelah aku
menjawab pertanyaan Adhin, aku melihat sosok besar yang sangat aku kenali
keluar dari kerumunan dengan peluh dan senyum kemenangan, Hadi.
Dari senyumnya aku bisa menduga bahwa dia sukses mendapatkan
dukungan personel Efek Rumah Kaca “Gimana Di?” tanya Adhin dengan senyum penuh
harap ketika Hadi sudah berada tidak jauh dari kami, dengan senyum
kemenangannya dia mengangkat kamera yang ada digenggamanya kemudia
mengaktifkan, diikuti memamerkan gambar personel Efek Rumah Kaca, memegang
sticker ditangan kiri, jempol terangkat ditangan kanan dan senyum yang
mengembang.
Kamipun bersorak kegirangan, bahwa misi mengumpulkan dukungan
orang-orang berpengaruh sukses kami lakukan hari ini (sabtu, 3 maret 2012),
melalui momen yang tersedia. Salute buat kegilaan kawan-kawan.
Semoga catatan ini bisa menjadi perekam peristiwa gila kalian.
Balikpapan, 4 maret 2012
Dari gubuk Hadi, 3.37
Salam Optimis
HD
Komentar
Posting Komentar