Muda, Cerdas dan Bersemangat: Pelopor BangSaku
Deklarasi, Kantongku Tong
Sampahku
12 Februari 2012, merupakan hari
bersejarah bagi gerakan "Kantongku Tong Sampahku," bertempat di Lapangan Merdeka,
bersama penggiat twitter Balikpapan yang tergabung dalam Social Movement gerakan “kantongku Tong Sampahku” untuk
pertama kalinya diperkenalkan kepada publik, diikuti dengan membagikan kurang
lebih 300 sticker “Kantongku Tong Sampahku” dengan “Bang Saku” sebagai tokoh
(ikon) nya. Sicker tersebut dibagikan kepada seluruh peserta Social
Movement dan masyarakat yang sedang memadati lapangan merdeka.
Adhin : Sang Pencetus
Orang yang pertama kali mempopulerkan “Kantongku Tong
Sampahku” adalah M Wahdini (akrab disebut
Adhin). Dibeberapa kesempatan dia sering menyebutkan, “kalo kita gak menemukan
tong sampah, jadikan kantong sebagai tong sampahmu, dari pada harus membuang sampah sembarangan” ujarnya kepada kami (saya, Agus dan Hadi). Dari yang awalnya hanya kampanye kecil diantara kami, tidak beberapa lama ide
"Kantongku Tong Sampahku" berusaha dia sebarluaskan tidak hanya kepada kami, juga kepada seluruh lapisan masyarakat, rencana tersebut diwujudkan melalui tulisan yang memiliki judul sama dengan kampanye yang kerap dia lontarkan "Kantongku Tong Sampahku". Kompasiana, yang merupakan blog keroyokan milik kompas menjadi media kampanye yang direncankan, maklum
karena pada saat itu kami (saya, Adhin dan Hadi) sedang berlomba-lomba menjadi rakyat kompasiana yang baik,aktif menulis tiap minggu.
Adit : membuka
jalan mewujudkan harapan
Rencana Adhin mewujudkan ide “kantongku
Tong Sampahku” menjadi sebuah gerakan kecil yang bisa memberi pengaruh besar,
semakin mendekati kenyataan, ketika dia bertemu dengan Adit di kelas Akademi
Berbagi Balikpapan. Adit merupakan teman pengajian Hadi, seorang yang memiliki
kesukaan dibidang komputer: design, kreatif website dan semua yang berhubungan dengan
kegiatan dunia maya.
Ketika Adhin menceritakan idenya kepada Adit, dia bertemu dengan orang yang tepat, bak gayu bersambut, Adit merespon dengan kecepatan tinggi, tidak membutuhkan waktu lama bagi Adit, lelaki yang menurut Adhin mirip dengan seorang kawanya yang pindah ke Jakarta ini telah membuat design sticker “Kantongku Tong Sampahku” kurang dari 48 jam setelah pertemuan mereka di kelas Akademi Berbagi Balikpapan.
Ketika Adhin menceritakan idenya kepada Adit, dia bertemu dengan orang yang tepat, bak gayu bersambut, Adit merespon dengan kecepatan tinggi, tidak membutuhkan waktu lama bagi Adit, lelaki yang menurut Adhin mirip dengan seorang kawanya yang pindah ke Jakarta ini telah membuat design sticker “Kantongku Tong Sampahku” kurang dari 48 jam setelah pertemuan mereka di kelas Akademi Berbagi Balikpapan.
Cara Adit merespon Ide “Kantongku
Tong Sampahku” memacu semangat Adhin, yang menindaklanjuti inisiatif Adit yang telah membuat design kampanye "Kantongku Tong Sampahku" dengan membuat sticker, sebanyak 700 lembar, diikuti pembuatan opini tentang “kantongku Tong Sampahku” yang
belakangan tulisan tersebut dimuat di Tribun Kaltim edisi 21 Februari 2012, dan mejadi head
line di (blog keroyokan) Kompasiana dengan jumlah pembaca sebanyak 357 kompasioner, 23
komentar dan 4 kompasioner menilai tulisan tersebut inspiratif.
Hal-hal tersebut yang membuat
akhirnya apa yang telah direncanakan mustahil untuk dipendam atau berakhir di deklarasi pada kegiatan Social
Movement 12 februari yang lalu, setelah mendapat sambutan baik di
kompasiana dan tribun kaltim, langkah mengenalkan gerakan ini ke khalayak, masyarakat
Balikpapan melalui radio Smart FM Balikpapan pun terlaksana.
Hadi : Penemu Ikon BangSaku
Dalam sebuah diskusi di tempatku
berkantor disatu sore sebelum kegiatan Deklarasi, saya, Adhin dan Hadi sedang
serius untuk menemukan identitas tokoh yang ada di sticker “Kantongku Tong
Sampahku”, setelah melalui diskusi yang lebih banyak mengandung canda, Hadi
berceletuk “Bagaimana kalo nama tokoh di sticker itu kita sebut Bang Saku”
tukasnya diikuti dengan senyuman dan keraguan apakah floor akan menerima
pendapatnya itu. “Bagus banget tuh di BangSaku bisa bermakna si Abang Saku,
juga bermakna nasionalisme, bahwa bangsaku adalah mereka yang peduli lingkungan”
lanjut Adhin membenarkan, “gimana menurutmu bung?” tanya Adhin meminta
pendapatku, tanpa mau berdebat panjang kali lebar kali tinggi (p x l x t =
luas) saya mengiyakan usulan Hadi yang mendapat persetujuan dan pembenaran dari
Adhin. Seandainya pada saat itu aku berniat berbeda pendapat sekalipun pasti tidak akan berhasil,
,arena saya sendiri berhadapan dengan 2 (dua) orang berbadan besar, dan saya tidak
punya ide cemerlang untuk melawan ide Hadi.
Ceritapun Akan berlanjut
Setelah deklarasi, penulisan
opini tentang ide tersebut, kampanye di koran, jejaring sosial (kompasiana) dan
radio Smart FM, kemudian rencana ini disempurnakan dengan membuat website BangSaku,
video animasi, dan pemburuan dukungan tokoh masyarakat, meminjam istilah yang
sering digunakan Adhin, Publik Endorsman, yang tujuanya untuk mempermudah
intervesi kepada publik kepada perubahan
perilaku sebagaimana yang dicita-citakan BangSaku.
Entah akan bermuara kemana Ide
ini, yang jelas semangat untuk memperjuangkan kesadaran lingkungan melalui
hal-hal kecil telah ada di Balikpapan, meskipun mereka bukan yang pertama,
semoga gerakan ini dapat bersinergi dengan gerakan yang telah ada di
Balikpapan, sehingga dapat menjadi gerakan masif, yang menyempurnakan ke Imanan
masyarakat Balikpapan dengan Kebersihan.
Balikpapan, 05 Maret 2012
Dari Bilik SM&P Advokat dan
Konsultan Hukum
Pukul 01.29 wita
Salam Optimis
HD
Komentar
Posting Komentar