Surat Pembaca : PERBAIKAN JALAN, MENENGGELAMKAN RUMAH DAN KEBUN KAMI

Tulisan ini miliki Sapriansyah, awalnya tulisan ini saya kirimkan ke Harian Lokal yang ada di kaltim (kaltimpos dan Tribun kaltim) dengan harapan dapat termuat di Rubrik Surat Pembaca, tetapi sejak senin tanggal 20 tulisan ini saya kirimkan tidak ada yang memuat, entah kenapa.

berikut suratnya:

Saya ingin menyampaikan keluhan terkait dengan proyek perbaikan jalan Provinsi yang dilaksanakan pada bulan juni 2010, di Desa Rangan, RT. 04 RW.01 Kecamatan Kuaro Kabupaten Paser, yang tepat berada di depan rumah saya.

Ketika perbaikan jalan dilaksanakan pada bulan juni, saya sempat menyampaikan keluhan kepada pelaksana proyek jalan, “apakah perbikan jalan tersebut juga akan memperbaiki gorong-gorong yang tepat berada di bawah badan jalan yang rusak?”, Oleh pelaksana proyek dijelaskan bahwa perbaikan jalan tersebut tidak termasuk perbaikan gorong-gorong. Kemudian saya menjelaskan kepada pelaksana proye, jika perbaikan jalan tersebut dilakukan tanpa memperbaiki gorong-gorong akan membanjiri rumah kami. Tetapi oleh pelaksana proyek menyebutkan bahwa anggaran proyek tersebut hanya untuk perbaikan jalan, mendengar penjelasan tersebut saya sempat marah kepada salah seorang pekerja.

Akibat perselisihan dengan pekerja proyek jalan tersebut, akhirnya perbaikan gorong-gorong yang tepat berada di bawah badan jalan yang rusak tersebut dilakukan, tetapi pemasangan dan kualitas gorong-gorong pengganti menurut kami tidak jauh lebih baik, karena sekitar bulan juni jalan yang berada tipat diatas gorong-gorong tersebut kembali amblas, menurut kami disebabkan karena gorong-gorong penggantinya tidak cukup kuat.

Akibat dari perbuatan tersebut, ketika hujan terjadi air menggenangi tempat kami, puncaknya pada ketika terjadi hujan deras pada awal bulan november 2010 (tanggal 2) rumah kami tenggelam hingga saat ini, kebun sawit milik tetangga kamipun sekitar 100 pohon iku tenggelam. Akibat proyek tersebut kami mengalami kerugian materil dan imateril. Kerugian materil : rumah kami rusak, tanaman pangan kami tidak bisa dimanfaatkan, sumur kami tidak bisa dimanfaatkan sehingga akses air menjadi sulit, dan kami mendapat ancaman penyakit. Kerugian imateriil :kehidupan kami menjadi tidak tenang disaat hujan, dan menimbulkan kekhawatiran terhadap keselamatan kedua anak kami yang masih kecil.

Kami sempat mengadukan masalah ini kepada anggota dewan kabupaten paser pada tanggal 4 November 2 hari setelah rumah kami kebanjiran , tetapi hingga saat ini belum ada tindak lanjut untuk mengatasi persoalan yang kami hadapi. kami berhadap melalui surat pembaca ini dapat menggugah kesadaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah kabupaten Paser. Trima kasih

Sapriyansah

Komentar

Postingan Populer