Ajakan Jangan Menyerah “Fair Play Band”



Pada KPI Green Festival 2011, terdapat penampilan band-band yang diawaki pelajar kota bontang, peformance band yang tampil di hari pertama Green Festival (Jumat malam, 22 juli 2011) tampil dengan kualitas yang biasa, sebagaimana umumnya band pemula masih terdapat ketidakpaduan antar personil, sesekali suara fals Vokalis memekakan telinga pengunjung, kerap terjadi ketidak sesuaian ketukan dram dan bas atau bas dengan gitar, Vokalis band cenderung pasif (hanya melaksanakan tugas menyanyi) tidak ada pembangunan komunikasi dengan pengunjung, tidak selarasnya petikan gitar, bentotan bas dan hentakan dram, meskipun demikian mereka harus tetap diapresiasi karena keberaniannya.

Berbeda dengan penampilan Band Pelajar kota bontang di hari pertama, pada hari kedua Green Festival terdapat 4 band pelajar yang tampil, tiga band pelajar yang tampil benar-benar bisa menyemarakan malam minggu pengunjung mereka bermain dengan sangat apik, kemampuan bermusik yang mereka tampilkan jauh lebih baik dari pada band-band yang tampil pada hari pertama, artikulasi vokalis, komunikasi antar personel, kualitas bermusik mereka menjadi maknet yang mampu menghipnotis penonton untuk berdendang mengikuti musik yang dimainkan. Penampilan ketiga band tersebut memuaskan telingat dan hasrat musik pengunjung, sehingga ketika band keempat “Fair Play Band” memasuki panggung tentu saja pengunjung KPI Green Festival 2011 percaya bahwa penampilan mereka pasti sebaik dengan 3 band yang tampil sebelum mereka malam itu.

Master Ceremony (MC) dengan percaya diri dan semangat ekstra mempromosikan band ini, melahirkan harapan berlebih kepada pengunjung festival, setelah memperkenalkan band ini kemudian MC dengan suara lantang menginformasikan kepada pengunjung bahwa Fair Play Band akan menyanyikan tembang terkenal milik D’masive “Jangan Menyerah” sontak penonton menyambut dengan tepukan tangan dan harap-harap cemas. Sesaat kemudian petikan gitar tanpa distorsi mengalun, diikuti bas dan ritem, tidak seperti yang dimainkan D'masive petikan gitar, genjrengan ritem dan bentotan bas pemain Fair Play Band saling kejar mengejar mencari kesesuaian nada antar alat musik yang mereka mainkan, wajah-wajah “penonton” yang menanti penuh harap untuk bisa bersenandung menyanyikan “Jangan Menyerah” dengan penuh khidmat dan emsosial bersama “Fair Play Band” berubah, dari yang awalnya harap-harap cemas menjadi kecemasan, mereka cemas bahwa kenyataan yang hadir akan jauh dari harapan.

Setelah intro kejar mengejar petikan melodi, genjrengan ritem dan bentotan bas yang mencari kesesuain, tiba saatnya suara sang vokalis berkumandang diiringi musik yang kejar mengejar mencari kesesuaian satu dengan yang lain, ketika sang vokalis mulai bernyanyi wajah cemas pengunjungpun berubah menjadi kecewa, suara vokalis “Fair Play Band” tidak seirama dengan musik yang mendukungnya, keadaan ini semakin menjauhkan harapan dari kenyataan. Harapan pengunjung “Fair Play Band” dapat menutup Green Festival 2011 malam itu dengan indah, menyayikan lagu yang telah familiar di telinga masyarakat, harapan tinggal harapan, penonton yang menunggu untuk bisa menyanyi bersama dengan penuh khidmat sebaliknya terdiam dan tidak sedikit yang menggerutu bahkan mengolok-olok kualitas suara Vokalis “Fair Play Band”, penonton kecewa, karena suara Vokalis Fair Play Band terlalu jauh untuk dikatakan sama dengan Rian D’Masiv, bahkan terlalu bagus jika suara Vokalis Fair Play Band masuk kategori enak didengar, mengecewakan mungkin itu kategorinya.

Sepanjang “Jangan Menyerah” dinyanyikan oleh “Fair Play Band” tidak sedikit penonton yang berseloroh meminta mereka membubarkan pertunjukan atau tertawa geli ketika sang Vokalis harus dengan susah payah untuk menyesuaikan suaranya dengan nada, juga bersusah payah untuk mengambil nada tinggi, bagai pepatah “pungguk merindukan bulan” suaranya tidak sedikitpun menyentuh level tinggi atau sesuai dengan musik yang mengiringinya, ditinjau dari kualitas bermusik secara keseluruhan Fair Play Band benar-benar tidak dapat menyenangkan pengunjung yang ingin menikmati musik malam itu.

Sebagaimana titel lagu yang di nyanyikan “Jangan Menyerah”, lagu ini sepertinya berjodoh dengan keadaan mereka. Meski penonton menunjukan wajah dan sikap yang tidak simpatik (mengejek dan menertawakan) mereka tidak menyerah, sang gitaris, ritemis, basis, vokalis dan kemudian dramis seperti sedang menyemangati keadaan mereka yang dianggap tidak layak tampil. Seperti lagu “Jangan Menyerah” keadaan itu tidak membuat mereka tak putus asa, putus harapan lantas meninggalkan panggung disaat lagu belum selesai, mereka tetap menyanyi, bergitar, berbasis, berdramis tanpa mau peduli dengan reaksi penonton yang tidak simpatik, seolah-olah ingin berkata kepada yang mencela dan mengejek mereka “ini musik kami, yang kami nyanyikan dengan jiwa dan kualitas terbaik kami”.

Mereka sadar dengan kekurangan mereka dalam bermusik, lagu "jangan menyerah" D’masive menginspirasi mereka untuk “Jangan Menyerah”, berbekal semangat “Jangan Menyerah” meski dengan kekurangan mereka tetap memainkan musik dengan penuh semangat dan pantang menyerah. Fair Play Band benar-benar membuat telinga yang terbiasa dengan musik buatan industri musik besar terkoreksi, kenyamanan terganggu, bahkan menyebabkan sakit perut, dan memang harus diakui bahwa lagu “Jangan Menyerah” yang mereka nyantikan telah membuat mereka menjadi Band Nekat di Green Festival 2011 hari ke-2. Fair Play Band memang tidak sehebat dan sebaik D’Masiv memainkan “Jangan Menyerah”, tapi lewat lagu tersebut mereka berpesan kepada semua untuk “Jangan Menyerah” apapun kondisi yang kau hadapi, seperti mereka.

Komentar

Postingan Populer